Bagaimana Mengajarkan Baca, Tulis, Bicara Dengan Menyenangkan?

Halo Sobat Insan Pendidik, kemampuan literasi dasar bagi anak-anak sanagt penting. Karena itu, mari kita pahami bagaimana cara agar siswa-siswi kita dapat menguasainya dengan cara yang menyenangkan. Langsung saja kita baca rahasianya dalam tulisan berikut ini.
Observasi kelas adalah salah satu tugas saya sebagai Pendamping Sekolah di salah satu sekolah dasar di Maros (Sulawesi Selatan). Setiap bulan saya harus melaksanakan observasi dan melaporkan hasilnya ke project officer yang tidak pernah bosan untuk mengingatkan kami agar mengirimkan laporan rutin, baik itu laporan pekanan maupun bulanan.
Dalam setiap observasi kelas, berbagai macam hal saya temukan. Banyak pembelajaran dan wawasan pendidikan yang sangat bermanfaat. Tidak jarang saya menemukan tingkah ataupun performa siswa yang di luar dugaan, dan ini bernilai positif. Saya pun turut mengamati sekaligus mempelajari lagi teknik-teknik pembelajaran yang kreatif, serta hasil karya maupun performa yang ditampilkan siswa yang sering kali membuat saya kagum dan bangga.
Banyak penampilan siswa saat pembelajaran yang sangat berkesan bagi saya, salah satunya adalah ketika saya melakukan observasi kelas di kelas 5A. Saat itu materi yang diajarkan oleh wali kelasnya, Ibu Anisah, adalah IPA. Metode pembelajarannya cooperative learning dengan model pembelajaran pengamatan langsung.
Setelah melakukan pengamatan, siswa pun secara berkelompok menuliskan hasilnya dalam sebuah lembar kerja yang telah disiapkan. Setelah masing-masing kelompok selesai, semua anggota kelompok diminta untuk menyampaikan hasilnya di depan kelas, dan kelompok lain menyimak.
Yang membuat saya kagum adalah cara mereka menyampaikan hasil pengamatannya. Saat membuka, dengan kompak mereka menyampaikan salam di depan guru dan teman temannya. “Kami dari kelompok II akan membacakan hasil pengamatan kelompok kami,” dengan tegas ketua kelompok memulai untuk membacakan hasil diskusinya.
Batin saya bergumam, “Mereka sudah layaknya mahasiswa yang ingin presentasi tugas di depan dosen dan mahasiswa lainnya.” Setelah observasi selesai, saya berbincang dengan Wali Kelas. Ternyata beliau juga berpikir yang sama. “Saya tidak menyangka, Bu, mereka sudah bisa presentasi seperti tadi.” Ibu Anisah ternyata tidak menutupi kekagumannya pada penampilan anak didiknya.
“Kelas Calisara”, itulah yang langsung tebersit dalam pikiran saya yang kemudian saya tuliskan sebagai judul tulisan inspirasi pada hari itu. Kegiatan membaca, menulis, dan berbicara (calisara) dalam satu kegiatan pembelajaran telah ditunjukkan oleh siswa kelas 5A.
Ternyata tidak hanya di kelas 5A, di kelas 6 pun hampir setiap melakukan observasi kelas, saya tertegun menyaksikan aksi para siswa. Salah satu contoh, ketika saya melakukan observasi kelas di kelas 6A.
Penggunaan metode cooperative learning sangat efektif menciptakan lima interaksi pembelajaran, tidak hanya antara guru dan siswa, tapi juga sekaligus interaksi siswa dan kelompok. Interaksi itu terlihat dari antusias dan semangat siswa mengomentari hasil diskusi yang dibacakan oleh kelompok lain. Banyak pertanyaan kritis yang dilontarkan siswa demi memenuhi rasa keingintahuannya. Guru wali kelasnya hanya membimbing dan mengarahkan jika ada pertanyaan yang kurang jelas, dan membantu meluruskan jawaban yang disampaikan siswa kelompok yang tampil. []
[Disalin dari Buku “Bagaimana Ini Bagaimana Itu”, DD Press. Penulis: Darmawati]