Bagaimana Membangun Jaringan Sekolah?

Salah satu sekolah yang didampingi yang ada di daerah Kotawaringin Timur (Kalimantan Tengah) dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang memiliki motivasi yang tinggi untuk memajukan sekolah. Namun, rutinitas kesibukan administratif sekolah membuat upayanya untuk memajukan sekolah terhambat. Padahal, beliau menginginkan sekolahnya bisa mencapai perkembangan yang lebih baik dan cepat.
Adanya Program Pendampingan Sekolah yang dilaksanakan di sekolahnya membuatnya semakin bersemangat. Apalagi semenjak beliau mengikuti kegiatan studi banding di Bogor (Jawa Barat), beliau memiliki cita-cita mewujudkan sekolah yang bersih dan hijau. Sekolah yang berwawasan lingkungan. Namun demikian, niat untuk mewujudkannya belum bisa dijalankan. Hal ini karena beliau belum punya jaringan yang bisa bekerja sama untuk merealisasikannya.
Melihat jaringan yang belum menunjang tersebut, saya dan pendamping sekolah, Tri Raharjo, pada 3 Februari 2014 berkunjung ke kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur untuk bertemu dengan Kepala Dinas, Bapak H. Muhammad Yusuf. Dua hari sebelumnya kami bertemu dengan beliau saat beliau memberikan sambutan pada pelatihan yang diadakan di sekolah dampingan.
Sesampainya kami di ruang kantornya, Kepala Dinas yang ramah ini menyambut hangat kedatangan kami dan mempersilahkan kami duduk. Setelah duduk, beliau membuka dengan ucapan terima kasih atas kontribusi kami membantu peningkatan kualitas pendidikan di daerahnya.
Saya pun menyampaikan apresiasi dan rasa salut kepada beliau atas perhatiannya yang besar dalam Program Pendampingan Sekolah. Kami dan Kepala Dinas pun sharing berkaitan dengan kondisi pendidikan, khususnya di Kotawaringin Timur atau yang dikenal luas dengan Sampit.
Setelah berbicara panjang lebar tentang peningkatan kualitas pendidikan, saya kemudian melanjutkan untuk menyampaikan kegiatan-kegiatan yang akan dan sedang dilakukan dalam Program Pendampingan Sekolah. Salah satunya saya menyebutkan bahwa program pelatihan yang kami adakan, meskipun fokus memunculkan kekhasan literasi, namun juga akan menerapkan Sekolah Ramah Hijau atau sekolah berwawasan lingkungan. Harapannya, dengan adanya kegiatan Sekolah Ramah Hijau ini, sekolah mampu membentuk para siswa yang memiliki karakter peduli terhadap lingkungan. Semoga dengan program ini, sekolah juga bisa mendapatkan penghargaan Sekolah Adiwiyata.
Mendengar program Sekolah Ramah Hijau, Kepala Dinas tertarik dan mendukung upaya yang akan dilakukan. Beliau mengatakan bahwa untuk level sekolah dasar, di Sampit belum ada Sekolah Adiwiyata. Sekolah Adiwiyata yang ada baru di tingkat sekolah menengah pertama dan menengah atas.
Saya pun menyampaikan permintaan kepada Kepala Dinas untuk memfasilitasi sekolah menengah yang sudah mendapatkan penghargaan Adiwiyata itu agar bisa berbagi dengan sekolah dampingan. Dengan adanya berbagi pengalaman, diharapkan bisa segera terealisasi sekolah yang berwawasan lingkungan di sekolah dampingan. Dengan penuh semangat, Kepala Dinas berjanji akan menghubungi SMKN 2 Sampit.
Pendamping Sekolah kemudian menyampaikan hasil pertemuan kami dengan Kepala Dinas ke pihak sekolah dampingan. Tindak lanjut kemudian difasilitasi oleh Pendamping Sekolah. Dengan dukungan dari Kepala Dinas, akhirnya sekolah bisa membuat jaringan baru untuk mewujudkan cita-cita sekolah berwawasan lingkungan, yaitu menjalin kerja sama dengan SMKN 2 Sampit.
Pendamping Sekolah juga membantu pihak sekolah untuk menjalin kerja sama juga dengan Dinas Kehutanan dan Badan Lingkungan Hidup daerah setempat. Proses begitu cepat hingga akhirnya jaringan kerja sama itu bisa membuahkan hasil. Sekolah mendapatkan penghargaan Adiwiyata tingkat Kabupaten Kotawaringin Timur pada 24 Maret 2014.
Itulah proses pendampingan yang sudah dilakukan untuk mengatasi permasalahan sekolah dalam hal jaringan kerja sama. Dibandingkan jika dikerjakan secara sendirian, kerja sama bisa membuat hasil usaha menjadi lebih baik, dan dengan dengan sedikit tenaga yang dikeluarkan, serta memungkinkan lebih cepat dalam pencapaian. Dengan berjejaring, sekolah bisa menjaring peluang kesuksesan dengan lebih baik dan cepat. Hal ini yang seharusnya dilakukan oleh sebuah sekolah jika ingin berhasil, bahkan dengan lebih cepat. []
[Disalin dari Buku “Bagaimana Ini Bagaimana Itu”, DD Press. Penulis: Zayd Sayfullah]
ingin menjadi sekolah unggulan
Semangat, ibu. Bila kita yakin dan berusaha, insya Allah akan terwujud.