Bagaimana Mengajari Siswa Tanggung Jawab?

Bagaimana Mengajari Siswa Tanggung Jawab?

Salah satu bentuk Program Pendampingan Sekolah adalah adanya program Ceruk Ilmu. Salah satu sekolah dasar di Maros (Sulawesi Selatan), tempat saya bertugas sebagai Pendamping Sekolah, termasuk yang menerapkannya.

Lemari buku yang dipajang di sudut kelas diadakan oleh masingmasing Pendamping Sekolah di daerahnya masing-masing. Adapun untuk buku Ceruk Ilmu dikirimkan langsung dari Jakarta. Buku-buku yang dikirim disesuaikan dengan jumlah dan usia anak di sekolah dampingan. Pengadaan bukunya pun bertahap.

Saat menerima buku, tidak hanya saya yang bergembira, guruguru di sekolah pun turut riang, karena siswa akan mendapatkan tambahan koleksi buku Ceruk Ilmu. Buku-buku yang dikirimkan pada tahap sebelumnya hampir semuanya telah dibaca siswa, sehingga butuh buku-buku yang baru dan beragam lagi.

Guru-guru pun membantu saya untuk mengecek dan menyesuaikan daftar dengan fisik buku yang telah saya terima. Selanjutnya, buku-buku dipisah-pisahkan berdasarkan kelasnya; jenis buku disesuaikan dengan tingkatan umur siswa pada masing-masing kelas.

Usai libur sekolah berakhir, program membaca pagi pun kembali diaktifkan. Sehari setelah buku-buku dibagikan di masing-masing kelas, salah seorang wali kelas mendatangi saya seraya menceritakan betapa senangnya anak-anak membaca buku karena ternyata bukunya banyak yang berwujud tiga dimensi, gambarnya sangat bervariasi, sangat menarik bagi anak-anak usia kelas rendah.

Jika siswa kelas 1 dan kelas 2 membaca saat didampingi wali kelasnya, berbeda dengan kelas 3 hingga kelas 4. Mereka membaca pada setiap waktu senggang mereka, baik itu sebelum belajar

maupun saat jam istirahat. Melihat kondisi buku yang setiap saat bisa diambil dan dikembalikan oleh siswa, sehingga tata letaknya mudah tidak beraturan, saya berpikir bahwa harus ada yang menjadi penanggung jawab di tiap kelas. Saya pun memulai di kelas 3, saat selesai mendampingi mereka membaca pagi sebelum pembelajaran dimulai.

Saya pun menanyai mereka, “Siapa yang ingin menjadi penanggung jawab Ceruk Ilmu?”

Para siswa pun berlomba untuk tunjuk tangan, sehingga saya pun harus memilih tiga orang di antara mereka untuk menjadi penanggung jawab. Berikutnya, saya menjelaskan tugasnya, yaitu memastikan buku Ceruk Ilmu dalam kondisi yang rapi setelah semuanya selesai membaca. Tidak lupa saya menyampaikan bahwa semua siswa dalam kelas harus bekerja sama untuk menjaga buku dan lemari Ceruk Ilmu.

Awalnya saya sendiri ragu, apakah anak seumur kelas 3 sudah mampu mengemban tanggung jawab yang saya berikan. Keraguan saya kemudian tertepis dengan apa yang saya saksikan beberapa hari kemudian. Saat mendatangi kelas 3, saya melihat kondisi Ceruk Ilmu dengan susunan buku yang sudah dirapikan. Saya pun menyaksikan kesungguhan Lindi, salah satu penanggung jawab, merapikan kembali buku-buku yang telah dibaca oleh temannya.

Akhirnya saya pun meminta penanggung jawab Ceruk Ilmu di kelas tinggi seperti yang telah diterapkan di kelas 3. Jika kelas 3 saja bisa, apalagi kelas tinggi. Ternyata putusan saya tidak salah di kemudian hari. []

[Disalin dari Buku “Bagaimana Ini Bagaimana Itu”, DD Press. Penulis: Darmawati]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares