Bagaimana Mempertahankan Kesuskesan Di Sekolah

Bagaimana Mempertahankan Kesuskesan Di Sekolah

Program Pendampingan Sekolah di salah satu sekolah dasar di Sumbawa Barat (Nusa Tenggara Barat) menginjak tahun terakhir. Sejak tahun pertama, guru-guru mulai merasakan dampak dari program yang awalnya diragukan bahkan sempat dicurigai sebagai penipuan. Namun, seiring perubahan demi perubahan yang kian terlihat, dukungan guru pada program sedemikian besar.

Pada saat tahun kedua, warga masyarakat di sini sebenarnya mulai melirik sekolah dampingan. Banyak warga masyarakat bahkan menganggap sekolah kami merupakan sekolah yang cukup berkualitas sehingga mereka antusias menitipkan anaknya. Sekolah lain pun mulai melirik untuk menimba pengalaman rahasia di balik kesuksesan sekolah kami.


Sebenarnya Program Pendampingan Sekolah turut mengundang pula sekolah-sekolah lain untuk mengikuti pelatihan. Guru-guru dari sekolah lain ini mendapatkan materi pelatihan yang sama seperti sekolah dampingan. Walhasil, mereka mendapat ilmu baru serta ide-ide kreatif lainnya yang diaplikasikan di sekolah mereka. Semua sekolah berkompetisi ingin menjadi yang terbaik di mata masyarakat. Bahkan mereka ingin lebih baik dari sekolah dampingan.

Sebagai Pendamping Sekolah tahun ketiga, menjadi tantangan bagi saya untuk melanjutkan cerita sukses yang ada. Senyum ancaman bagi diri saya sendiri jika tidak mampu memberikan sesuatu yang lebih baik di sini. Hal ini yang pertama terpikir di otak saya. Kepada Allah saya memohon untuk diberikan kekuatan, keyakinan, serta keberanian untuk melanjutkan perjuangan para Pendamping Sekolah sebelumnya.


Saya memulai semuanya dengan observasi lapangan dengan panduan baku dari Makmal Pendidikan. Mulai dari keadaan fisik sekolah, keadaan kelas, siswa, guru, kepala sekolah, hingga suasana dan cara belajar mengajar guru dan siswa di kelas. Hasil observasi cukup membantu untuk memulai hari-hari saya bekerja.

Langkah selanjutnya yang saya ambil adalah mendekatkan diri kepada para guru dan siswa. Saya mulai mempelajari karakter individu para guru. Saya selalu berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan mereka di sini. Kadang setiap hari saya menyempatkan diri untuk berkoordinasi dengan kepala sekolah. Menanyakan perihal yang belum saya ketahui tentang sekolah atau sekadar menanyakan kegiatan yang bisa saya bantu.


Menjalani hari bersama warga sekolah di Maluk ini sungguh sangat berkesan. Semuanya bersatu dan bekerja sama ingin memajukan sekolah. Semua ikut mengambil bagian. Malu jika tidak ikut andil dalam setiap kegiatan, seperti manajemen kelas sekalipun. Satu pengalaman berkesan buat saya ketika saya mencoba meng-coaching salah seorang guru. Yang terjadi malah beliaulah yang memberikan kalimat penyemangat sekaligus sentilan tersirat bagi saya.


“Jangan sampai dengan adanya Pendamping Sekolah, keadaan sekolah kita ini tidak jauh lebih baik dari sekolah yang tidak ada Program Pendampingan. Terus di mana fungsi Pendamping Sekolah? Semua sekolah sekarang berkompetisi menjadi sekolah terbaik yang mampu tersorot masyarakat. Jadi, pilihan kita sekarang hanya satu: kita lari atau tertabrak sekolah lain.”


Pesan penyemangat itu mungkin tidak berniat untuk merendahkan peran saya, tetapi ingin melibatkan saya dalam kerja bersama memajukan sekolah. Bagi saya, kalimat semacam itu sebuah energi tersendiri. Saya pun tidak hanya mengevaluasi mereka, tetapi juga perlu menerima setiap masukan dari mereka. Kesiapan untuk mengemban amanah, baik sebagai pendidik ataupun Pendamping Sekolah, akan menentukan keberhasilan dan perubahan menuju ke arah yang lebih baik bagi sekolah. Inilah sebuah cara sederhana saya untuk menjaga kesuksesan yang ada, bahkan meningkatkannya dengan lebih pada masa mendatang. []

[Disalin dari Buku “Bagaimana Ini Bagaimana Itu”, DD Press. Penulis: Dewi Febriani}

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares