Menuju Nol Persen Siswa Absen

Menuju Nol Persen Siswa Absen

Saya selalu berprinsip bahwa siswa akan disiplin jika gurunya lebih dulu disiplin. Berbagai cara pun saya lakukan demi untuk memberi contoh kepada siswa. Bersyukur saya karena sekolah mendapatkan pedampingan dari PT Trakindo Utama dan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa. Dengan berbekal pelatihan manajemen kelas pada Juni 2014, rasanya saya tidak sabar menanti hari pertama tahun ajaran baru.

Metode Positive Peer Reports yang disampikan trainer Bapak Zayd Sayfullah menggoda saya sebagai senjata ampuh ‘menaklukkan’ siswa, terutama yang belum disiplin. Dari segi kedatangan, memang 90 persen siswa kelas saya sudah disiplin. Namun, target saya pada tahun ajaran baru ini adalah 100 persen siswa kelas saya yang disiplin! Tentunya bukan hal mudah,tapi dengan tekad yang kuat insya Allah pasti bisa.

“Assalamu’alaikum anak-anak, Ibu senang dan bangga karena hari ini kalian semua sudah masuk sekolah dan tidak ada yang menambah liburnya. Namun, Ibu perhatikan tadi masih ada dari kalian yang datang terlambat, yakni datang setelah pukul 07.55. Ibu harap kalian datang ke sekolah 15 menit sebelum bel berbunyi, yakni pukul 06.40.” Jelas saya mengawali pertemuan.

“Pada tahun ajaran baru ini,” lanjut saya, “Ibu akan betul-betul memerhatikan kedisiplinan kalian. Coba kalian perhatikan tiga kotak yang ada di meja Ibu. Ketiga kotak ini berisi nama kalian.”

“Kotak pertama adalah kotak kedisiplinan, kotak kedua adalah kotak sikap, dan kotak ketiga adalah kotak kerajinan. Ketiga kotak ini akan Ibu tinjau tiap minggunya, yakni setiap Sabtu. Bagi yang pernah melanggar maka otomatis namanya akan dikeluarkan dari kotak ini sesuai pelanggarannya masing-masing plus diberikan bintang hitam. Bagi yang selalu disiplin dan berperilaku baik maka akan mendapatkan bintang senyum. Bagaimana? Sudah paham?”

Siswa pun menjawab serempak, “Sudah Bu….!”

Dari 28 siswa saya, ada 3 anak yang dulunya ‘langganan’ terlambat. Alhamdulillah, setelah menggunakan metode ini, hanya tersisa satu anak yang terlambat, itu pun tidak setiap hari. Dan saya yakin, beberapa bulan berikutnya kedisiplinan di kelas saya 100 persen akan terlihat, dari 3 menjadi 0!

Selain menggunakan metode tersebut, saya pun menambahkan keunikan dalam kelas, yakni menempelkan angka di setiap meja siswa, yakni dari angka 1 hingga 28, sesuai jumlah siswa. Tujuannya agar saya bisa mengetahui secara jelas siswa saya yang terlambat datang. Selain itu mereka juga malu jika menempati meja yang angkanya paling akhir karena setiap siswa yang paling awal datang akan menempati meja angka 1 dan seterusnya hingga angka 28.

Penataan meja dan kursi juga berpengaruh dalam proses pembelajaran di kelas. Bentuk kelompok, bentuk U, hingga bentuk meja berderet ke belakang sudah saya lakukan. Yang saya rasakan paling baik adalah pembelajaran dengan meja bentuk U karena lebih mudah untuk melihat keaktifan siswa di kelas.

Inilah beberapa metode pembelajaran yang sudah saya lakukan selama ini, tentunya pendampingan sekolah sangat banyak membantu dalam memberikan ilmu serta motivasi kepada saya selama tiga tahun ini. Terima kasih saya ucapkan kepada PT Trakindo Utama dan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa yang meng adakan program ini. Semoga Allah membalasnya karena pribadi ini tak mampu untuk membalas selain hanya dengan doa.

[Disalin dari Buku “Bagimu Negeri, Kami Setia Mengabdi”, DD Press. Penulis: Reskiana]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares