Mimpi yang Berwujud Nyata

Mimpi yang Berwujud Nyata

Februari 2011, kali pertama saya mengabdi di SD Inpres Timika II. Hari pertama kerja, saya merasa sedikit kewalahan karena harus mengajar kurang lebih 50 siswa per kelas. Jumlah ini melampaui jumlah standar yang semestinya. Namun, kondisi ini tidak mengurangi semangat kerja saya. Semangat dan motivasi itu tidak terlepas dari kebersamaan, baik itu dengan anak-anak ataupun dengan teman-teman guru yang luar biasa.

Sekolah tempat saya mengabdi merupakan salah satu sekolah tertua di Kabupaten Mimika. Bangunannya kurang terawat, sampah berserakan di mana-mana, lantai dan dinding sudah retak dan hancur dengan coretan di mana-mana, dan lapangan yang berbatu. Saya dan rekan guru yang lain berusaha untuk tidak menyalahkan anak-anak atas ketidakterawatan ini.

Banyak oknum yang tidak bertanggung jawab di luar sekolah yang justru merusak dan mengotori sekolah kami, baik sengaja ataupun tidak. Keadaan sekolah seperti ini tidak membuat saya patah semangat untuk selalu mengingatkan anak-anak. Saya senantiasa meminta mereka membersihkan kelas dan membuang sampah pada tempatnya.

Sampai akhirnya pada September 2011, sekolah kami terpilih menjadi sekolah pendampingan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa dan PT Trakindo Utama. Program pertama adalah merenovasi sekolah kami.

Seiring waktu, sebuah mimpi telah menjadi kenyataan. Ini merupakan kebanggaan bagi kami. Sekolah kami kini indah, nyaman, dan bersih. Taman yang mulai ditumbuhi oleh bunga-bunga dan tumbuhan hijau yang tidak lepas dari program Pendampingan Sekolah. Tidak lagi sekolah gersang seperti semula.

Ternyata bukan hanya merenovasi gedung sekolah dan penghijauan, guru-guru pun diberikan banyak pelatihan. Secara pribadi, saya sangat bangga karena bisa ada dalam setiap pelatihan yang diberikan. Padahal, di sekolah lain belum tentu para guru mendapatkannya. Jadi, ini adalah kesempatan emas bagi saya untuk belajar banyak hal yang belum pernah saya ketahui selama ini.

Pelatihan komputer merupakan pelatihan pertama yang diajarkan oleh Pendamping Sekolah, yakni Pak Dudung Badrujaman dan Pak Yosi. Pelatihan berikutnya adalah membuat Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKIEM), display kelas, dan banyak program lainnya.

Pada tahun kedua, Pak Ahmad Fauzan, sebagai pengganti Pak Dudung, kembali memberikan pelatihan komputer dengan mengetik 10 jari. Keterampilan ini sangat bermanfaat bagi saya karena sebelumnya saya mengetik asal mengetik dan tidak karuan. Saya bersyukur sekarang sudah lumayan bisa.

Training for Trainer merupakan pelatihan yang tidak kalah menariknya. Pelatihan ini dibawakan oleh Pak Zayd Sayfullah. Pelatihannya berlangsung selama dua hari. Sebuah pelatihan yang sangat seru di mana kami diajarkan tampil sebagai trainer. Semua guru begitu bersemangat dan antusias dalam mengikuti pelatihan ini karena ada adegan-adegan menarik dan lucu. Tidak hanya itu, kami pun dilatih untuk tampil di depan umum meskipun kami masih grogi. Rupanya, semua bisa diatasi berkat trik-trik yang diajarkan oleh Pak Zayd.

Terima kasih Trakindo dan Dompet Dhuafa atas bantuannya untuk kami. Tetap semangat, tetap jaya, dan sukses!

[Disalin dari Buku “2 Menyibak Mutu Pendidik”, DD Press. Penulis: Ferawati M.]

One thought on “Mimpi yang Berwujud Nyata”

  1. Eha Zulaeha says:

    Belajar terus..pasti bisa berubah..saat kita memutuskan utk menjadi guru, saat itu pula kita memutuskan utk belajar sepanjang hayat..😇

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares