Habis Tegang Terbitlah Senang

Habis Tegang Terbitlah Senang

Saat menuangkan tulisan ini, saya masih berstatus guru honor di sekolah dasar. Peran saya sebagai guru atau sebagai pengajar mungkin peran yang paling populer. Selama ini, masih banyak yang menganggap bahwa tugas utama guru adalah mengajar, sedangkan membimbing dianggap tugas tambahan.

Dalam menjalankan peran saya sebagai guru di SD, saya harus mampu mengajarkan semua mata pelajaran selain Pendidikan Agama, dan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Penguasaan terhadap materi yang akan diajarkan merupakan syarat utama. Di samping penguasaan materi, agar mampu menjalankan peran sebagai guru, saya juga harus menguasai berbagai strategi mengajar, cara merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, serta hal-hal yang berkaitan dengan mengajar.

Awal menjadi guru merupakan tantangan besar buat saya. Saat pertama kali mengajar di depan para siswa, jantung saya berdebar-debar. Seluruh keringat bercucuran, kedua tangan saya dingin. Perasaan saya waktu itu sungguh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata apalagi di sekolah tempat saya mengajar guru-gurunya dikenal cerdas. Cerdas, dan rata-rata dari mereka adalah sarjana, sedangkan saya hanya lulusan SMA.

Saya berpikir ingin sekali rasanya mengajar seperti mereka. Cara saya mengajar awalnya hanya dengan metode ceramah, pemberian soal, dan jika ada siswa yang melanggar pasti saya hukum dengan menulis seratus kali sebuah kalimat. Cara saya menghukum seperti itu ternyata tidak membuat mereka jera, tetapi sebaliknya malah mereka tidak mau datang ke sekolah karena takut.

Saya jadi bingung bagaimana cara saya mengajar agar-agar anak-anak didik saya bisa senang dan semangat menerima pelajaran di sekolah. Suatu hari di pengujung 2010, sekolah kami kedatangan seorang mahasiswa yang akhirnya memperkenalkan sekolah kami kepada PT Trakindo Utama dan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa. Setelah melewati beberapa tahap, sekolah kami akhirnya terpilih menjadi salah satu sekolah bersama dengan sekolah lainnya di Indonesia sebagai sekolah dampingan dari Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa dan Trakindo.

Melalui pelatihan yang rutin diadakan setiap tiga bulan, mereka mampu mengubah cara mengajar kami menjadi asyik dan menyenangkan. Para trainer didatangkan langsung dari Jakarta untuk memberikan pelatihan-pelatihan yang sangat bermanfaat di sekolah kami. Sekolah kami juga didampingi oleh seorang Pendamping Sekolah selama masa pendampingan.

Pelatihan-pelatihan yang saya dapatkan sangat membantu dalam proses belajar-mengajar di kelas. Jika sebelumnya anak-anak didik saya selalu tegang dalam menerima pembelajaran, sekarang tidak lagi, mereka sangat senang dan bersemangat. Ada beberapa pelatihan yang paling berkesan buat saya di antaranya pelatihan menulis kreatif, mendongeng, strategi membaca dan pelatihan display kelas.

Selama Program Pendampingan Sekolah, banyak sekali perubahan-perubahan yang saya rasakan. Saya merasa senang dan bangga karena dari sekian banyak sekolah, sekolah kamilah yang terpilih oleh Trakindo dan Dompet Dhuafa. Satu kesyukuran juga buat saya pribadi karena dengan adanya Program Pendampingan Sekolah, saya terpilih mengikuti Praktik Pembelajaran Guru Terbaik bersama dengan guru-guru perwakilan sekolah dampingan dari seluruh Indonesia yang dilaksanakan di Jakarta pada 1 Oktober 2012. Acara ini merupakan kesempatan yang sangat berharga buat saya. Di samping saya bisa belajar banyak dan berbagi pengalaman dengan peserta yang lain, kesempatan ini juga merupakan pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Ibu Kota negara ini.

Tidak henti-hentinya saya berucap syukur kepada Allah yang telah memberikan anugerah yang begitu besar kepada saya, dan tak lupa saya ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya buat Ibu Desti yang setia membimbing selama Program Pendampingan Sekolah. Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada PT Trakindo Utama dan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa yang selama ini memberikan banyak bantuan dan bimbingannya kepada sekolah kami sehingga sekolah kami tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi menjadi sekolah yang diperhitungkan di Kabupaten Maros.

[Disalin dari Buku “2 Menyibak Mutu Pendidik Jilid 1”, DD Press. Penulis: Megawati]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares