Kesempatan Langka bagi Guru Honor

Kesempatan Langka bagi Guru Honor

Saya lulusan kampus kependidikan di Banjarmasin dari Jurusan Matematika. Meskipun bukan jurusan untuk mengajar di sekolah dasar, hal ini tidak menyurutkan niat saya untuk mengabdikan diri. Saya berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Orangtua saya menginginkan saya menjadi orang yang lebih baik dan menjadi anak yang sukses. Inilah yang menjadi motivasi saya untuk mengejar cita-cita sebagai seorang guru.

Sebelum lulus kuliah, saya sebenarnya sudah mengabdikan diri sebagai tenaga honorer di SDN 01 Padang Panjang yang kebetulan letaknya berada di samping rumah saya. Kondisi perekonomian orangtua yang terbatas membuat saya berinisiatif untuk tetap kuliah sambil bekerja sebagai tenaga honorer di sana. Aktivitas ini saja jalani sejak 11 November 2007. Awal mengajar di SDN 01 Padang Panjang, saya membantu guru kelas 3 menggantikan salah seorang guru yang ketika itu keadaannya kurang sehat. Pertama kali menghadapi anak-anak memang merasa malu. Keadaan ini tidak berlangsung lama karena lambat laun saya sudah terbiasa beradaptasi dengan anak-anak.

Saat pertama masuk mengajar, saat itu sekolah masih berada di bawah kepemimpinan Bapak Akhmad Rafi’i. Di bawah kepemimpinan beliau saya merasa terbantu sekali karena beliau tidak segan-segan memberikan pengarahan mengenai cara mengajar. Sayangnya, kesempatan ini tidak berlangsung lama karena beliau pindah tugas ke kampung halaman.

Tahun pertama saya mengajar di kelas 3 dengan mata pelajaran Matematika. Setahun kemudian saya pindah mengajar di kelas 1. Karena masih guru honor, setiap tahunnya saya berpindah-pindah kelas, bergantung pada keputusan kepala sekolah. Mungkin karena guru pegawai negerinya masih kurang, sementara murid yang mendaftar kian meningkat, saya pun diminta untuk menjadi guru kelas. Di kelas 2 saya mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris, selain juga Keterampilan Tangan dan Kesenian (KTK). Tatkala guru PNS sudah cukup, seperti terjadi sekarang, saya kembali hanya mengajar satu minggu sekali dengan mata pelajaran Muatan Lokal saja.

Alhamdulillah, saya merasakan keberkahan yang luar biasa dalam hidup dengan mengajar. Gelar sarjana saya raih dalam waktu tidak melebihi empat tahun. Tidak hanya itu, di sekolah tempat saya mengabdi pula saya berkesempatan untuk mengikuti program pendampingan dari Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa dan PT Trakindo Utama. Saya diikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan guru yang diselenggarakan oleh Makmal Pendidikan.

Betapa bahagianya saya karena status saya masih sebagai guru honor. Tentu saja saya merasakan banyak sekali manfaat dengan adanya pelatihan dan Pendamping Sekolah. Banyak hal yang semula saya tidak tahu menjadi tahu seiring proses pelatihan dan Program Pendampingan Sekolah.

Saat yang sama, saya harus bersyukur karena mendapatkan Pendamping Sekolah yang baik. Pada 2011-2012 sekolah kami didampingi oleh Bapak Ahmad Mulyono, dan tahun 2012-2013 berganti dengan Ibu Mahfudah AR. Mereka berdua sangat baik dan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk membantu. Saya selalu bertanya kepada mereka tentang pelbagai hal yang belum saya mengerti.

[Disalin dari Buku “2 Menyibak Mutu Pendidik Jilid 1”, DD Press. Penulis: Noorwahyulianti]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares