Makna Kasih Sayang bagi Guru

Makna Kasih Sayang bagi Guru

Apa sebenarnya yang menjadi kunci dalam mendidik anak-anak, terutama anak di bangku sekolah dasar? Jawabannya singkat: kasih sayang. Sebenarnya bukan hanya anak sekolah dasar yang membutuhkannya, kasih sayang juga diperlukan dalam pendidikan segala umur dan semua pekerjaan. Nyatanya, kasih sayang ini menjadi barang langka dan mahal dalam dunia pendidikan sekarang ini. Apa sebabnya?

Penyebabnya ada dalam kedua belah pihak, yaitu dari anak didik dan juga dari pendidik. Pertama, kita lihat dari anak didik. Saya pernah punya pengalaman menghadapi seorang anak kecil yang cuek dan tidak peduli pada apa pun yang saya katakan dan perintahkan. Diminta menulis, dia tidak mau; diberi pekerjaan rumah, tidak pernah selesai; di dalam kelas selalu ribut memancing emosi guru. Akhirnya saya marah pada anak tersebut dan memanggilnya untuk bicara empat mata.

Saya bertanya apa penyebab dia malas menulis, tidak mau mengerjakan PR, dan sering ribut di kelas. Begitu ditanya, siswa tersebut hanya diam, tidak mau menjawab sepatah kata pun. Yang membuat saya semakin marah, hari-hari berikutnya dia malah semakin bandel. Saya pun terdiam, berpikir menemukan cara mengatasinya. Saya mulai mendekati anak itu dengan kelembutan dan kasih sayang.

Intonasi suara yang meninggi sudah saya rendahkan. Hasilnya, dia mulai ‘jinak’, dalam arti tidak lagi ribut dalam kelas dan mulai mau menulis. Saya bertanya kepada temannya yang dekat dengan tempat tinggalnya bagaimana kesehariannya di rumah. Saya juga langsung mengadakan kunjungan keluarga untuk memastikan kebenarannya. Ternyata dia kurang kasih sayang di dalam keluarga. Orangtuanya pergi pagi pulang malam untuk mencari nafkah bagi sembilan orang anaknya. Anak itu pun setiap pulang sekolah harus bekerja untuk membantu orangtuanya mencari tambahan uang.

Wajar saja jika dia tidak sempat mengerjakan pekerjaan rumah. Saya menjadi iba, bagaimana mungkin anak yang masih duduk di kelas 4 SD harus bekerja mencari nafkah. Seharusnya di usianya itu dia menikmati dunia bermain bersama teman-temannya. Tapi, itulah kenyataan hidup yang harus dijalaninya.

Sebagai pendidik saya mulai ditantang untuk melaksanakan kasih sayang ini dalam tugas saya. Ternyata hasilnya sangat menyenangkan, anak-anak semakin rajin mengerjakan tugas. Mereka pun dekat dengan kita; mau terbuka untuk membicarakan apa yang dialaminya. Selain itu, mereka sayang kepada kita sehingga memudahkan kita untuk menghadapinya. Menghadapi di sini tentu untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan yang berguna untuk kehidupannya kelak. Menjadikan semua anak didik pintar dalam pengetahuan mungkin tidak bisa diraih seluruhnya. Paling tidak dengan dia bisa berakhlak baik dan berbudi pekerti mulia, ini sudah istimewa.

Sayangnya, tidak semua pendidik menyadari bahwa kasih sayang adalah kunci keberhasilan dalam pendidikan. Untuk itulah kita perlu menilik faktor kedua: sang pendidik. Mengapa pendidik zaman sekarang ini seolah-olah lupa mengenakan kasih sayang dalam tugasnya? Ternyata ada banyak hal penyebabnya.

Pertama, ekonomi. Tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pendidik membuatnya lupa pada tugasnya dalam mendidik. Beban pikiran dan beban ekonomi yang harus dipenuhi membuat pendidik tidak lagi melihat dan mengenali latar belakang anak didiknya satu per satu. Akibatnya, bila menemukan anak seperti pengalaman di atas, guru hanya bisa marah dan tidak memedulikan lagi keadaan sebenarnya yang terjadi pada si anak.

Kedua, keluarga. Keluarga pendidik yang tidak harmonis juga menjadi penyebab tak adanya lagi kasih sayang dalam pendidikan. Hubungan antara pendidik dengan suami atau istrinya yang tidak lagi harmonis membuat pendidik lupa memakai kasih sayang dalam pengajarannya. Bagaimana mau memberi kasih sayang kepada anak didik bila dalam keluarganya juga sudah tidak ada lagi kasih sayang?

Ketiga, lingkungan. Lingkungan pergaulan pendidik yang tidak sehat menjadi salah satu penyebab tidak adanya lagi kasih sayang dalam mengajar. Hubungan antara sesama pendidik sebagai rekan kerja yang kacau membuat tugas mengajar hanya rutinitas yang harus dijalani; bukan untuk dinikmati. Masalah di kantor sekolah mendominasi pikiran pendidik sehingga tidak ada lagi kesempatan untuk mengajar dengan kasih sayang.

Inilah yang dapat saya sampaikan tentang penyebab kurangnya kasih sayang dalam dunia pendidikan sekarang ini. Sebagai penutup dan saran, bagi rekan-rekan pendidik marilah kita evaluasi diri, sudahkah kasih sayang menjadi sarana dalam mengajar? Bila ada masalah, tinggalkanlah dan janganlah membawanya ke ruang kelas. Lakukanlah segalanya dengan kasih sayang sehingga kita bisa membawa anak didik kita ke gerbang masa depan yang cerah dan melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas dan berakhlak mulia.

[Disalin dari Buku “2 Menyibak Mutu Pendidik Jilid 2”, DD Press. Penulis: Norita Sitanggang]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares