Belajar Bersemangat dengan Yel-yel

Tidak mudah menciptakan inovasi dalam proses pembelajaran jika tidak disertai dengan motivasi dari guru itu sendiri untuk meningkatkan kualitas mengajar. Sebelum adanya Program Pendampingan Sekolah dari Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa dan PT Trakindo Utama, saya mengalami kesulitan mencari inovasi-inovasi baru dalam mengajar, terutama ketika mengajarkan matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di kelas 6.
Ketika mendengar dua mata pelajaran ini, yang muncul di benak siswa adalah pelajaran yang sulit, membosankan, menyebabkan mengantuk, dan berbagai kesan negatif lainnya. Kesan negatif ini didukung dengan cara mengajar yang lebih banyak menggunakan metode ceramah.
Keadaan semacam itu terus berlangsung sampai akhirnya hadir Program Pendampingan Sekolah di SDN 35 Pao-Pao. Pelatihan demi pelatihan diadakan secara bertahap setiap tiga bulan sekali. Trainer yang hebat dan luar biasa dari Makmal Pendidikan membangkitkan semangat guru-guru untuk menjadi yang lebih baik.
Banyak hal baru yang diperoleh dari setiap pelatihan yang diadakan. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menantang. Salah satu hasil pelatihan yang saya terapkan adalah permainan yel-yel. Hasilnya? Ketika saya mengajar matematika, siswa tidak lagi menganggap pelajaran ini sulit dan membosankan bahkan semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat sewaktu kegiatan supervisi silang oleh pengawas dari luar Kecamatan Mandai.
Waktu itu, tim supervisi tiba di sekolah 15 menit sebelum bel pulang berbunyi, sementara saya harus menyelesaikan 2 jam pelajaran atau 70 menit. Hal itu berarti saya harus menambah jam belajar siswa selama 55 menit. Awalnya saya sempat ragu, disupervisi dengan kondisi siswa yang sudah lelah dan gerah. Sementara itu, matematika sebagai pelajaran yang terkadang menakutkan bagi sebagian besar siswa harus saya ajarkan di depan tim supervisi.
Akan tetapi, keraguan itu hilang setelah saya menggunakan metode permainan, baik berupa yel-yel maupun nyanyian. Tidak tampak satu pun siswa yang merasa bosan dan mengantuk hingga pelajaran berakhir. Siswa begitu antusias mengikuti pelajaran matematika. Di akhir pembelajaran, saya meminta tim supervisi untuk menilai yel-yel terbaik dari setiap kelompok. Kelompok yang terbaik mendapatkan hadiah. Tim supervisi pun memberikan apresiasi atas pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan di siang itu.
Permainan yel-yel ini merupakan permainan kelompok dan klasikal. Permainan kelompok adalah saat mereka menampilkan yel-yel secara berkelompok sebelum pelajaran berlangsung dan ketika kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Permainan klasikal saya lakukan untuk pengondisian kelas agar siap menerima pelajaran. Demikian pula ketika kelas gaduh, saya akan memberikan aba-aba dan siswa menyebutkan yel-yel yang telah disepakati sebelumnya.
Salah satu aba-aba yang sering digunakan ketika kelas gaduh atau siswa mulai bosan adalah tepuk semangat. Ketika saya menyebutkan aba-aba tepuk semangat, dengan cepat siswa berdiri dan bertepuk tangan seraya mengucapkan, “Yes… Yes!!!”
Berbagai variasi yel-yel yang saya dapatkan ketika mengikuti pelatihan, saya ajarkan kepada anak-anak. Di luar dugaan saya, siswa jauh lebih cepat dan kreatif menyusun yel-yel. Ketika saya mengajarkan materi Tata Surya, dengan cepat sekali anak-anak mampu menyusun yel-yel dengan tema tata surya tanpa saya sampaikan sebelumnya. Berikut ini contoh yel-yel salah satu kelompok yang dibuat dan dilakukan siswa di kelas sesaat sebelum mereka tampil di depan.
Kelompok Bulan:
“Bulan……. ” “Iya…”
“Bulan…….” “iya…”
“Apa Kabarnya?”
“Terang, benderang, bersinar!!!”
Rasa kagum tidak hanya dirasakan oleh saya, Pendamping Sekolah yang saat itu melakukan observasi kelas juga menyampaikan hal yang sama. Penggunaan yel-yel ini dapat meningkatkan kerja sama dalam kelompok, terutama pada saat siswa menampilkan yel-yel yang telah dibuat. Kerja sama adalah salah satu dari delapan karakter yang dikembangkan dan diinginkan dalam kurikulum. Kekompakan dan kerja sama adalah faktor penilaian yel-yel terbaik di akhir kegiatan pembelajaran.
Penggunaan yel-yel juga mendorong siswa untuk membaca dan memahami materi yang disajikan karena siswa menyusun yel-yel sesuai dengan materi yang diajarkan saat itu. Di sisi lain, siswa juga mendapatkan hiburan karena terkadang yel-yel yang dibuat dari lagu tren dengan kalimat lain namun dengan irama yang sama.
Di akhir tulisan ini, saya ingin menuliskan satu yel-yel yang diciptakan oleh murid-murid saya saat mereka mengetahui ada volunteer dari karyawan PT Trakindo Utama yang akan mengajar di kelas mereka menggantikan saya selaku guru kelasnya pada pagi itu. Semoga tulisan ini menginspirasi guru-guru yang lain sebagai salah satu referensi metode untuk menciptakan kelas yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan.
“Tidak pernah menyerah, itu PT. Trakindo Selalu tulus membantu, itu Dompet Dhuafa. Belajar dengan giat, selalu penuh semangat Itulah murid Pao-pao…”
[Disalin dari Buku “2 Menyibak Mutu Pendidik Jilid 2”, DD Press. Penulis: Arni]