Bangga Memiliki Murid Guru

Aku guru di SDN Leuwiranji 04 Bogor. Sebenarnya aku semula tidak begitu suka dengan tugasku ini. Tapi, tanpa terasa, waktu berlalu, sudah hampir 30 tahun aku menjalani tugas selaku ‘pahlawan tanpa tanda jasa’. Banyak sekali pengalaman yang kulalui, yang semua ini membuatku jatuh cinta pada profesi ini.
Pengalaman itu ada yang membuat hatiku senang, namun ada pula yang membuat hatiku sedih. Sedih itu mendera jika melihat anak didikku yang tidak bisa mengikuti dan menerima pelajaran yang kusampaikan. Kadang aku bertanya-tanya, apakah aku yang salah menyampaikan pelajaran ataukah anakku yang kurang tanggap? Atau semua itu berawal dari kurangnya perhatian dari orangtua mereka? Entahlah.
Sudah kucoba menjalani tugas sebagai guru yang baik. Tidak hanya mengajar, tapi juga mendidik anak didikku, baik pengetahuan maupun pribadi mereka sebagai generasi penerus bangsa. Tapi, aku akhirnya tersadar, tidak semua anak didikku mempunyai kemampuan yang aku bayangkan dan harapkan. Meski demikian, aku selalu berharap mereka bisa menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan agamanya. Sebuah harapan yang semoga menjadi kenyataan.
Selain pengalaman menyedihkan, aku memiliki banyak hal yang membuat hati ini senang dan bangga. Rasa bangga itu memang tidak bisa dielakkan lagi ketika anak-anak didikku banyak yang menjadi guru. Senang dan lega rasanya mengetahui mereka sudah bisa menggantikanku jika sudah pensiun nanti.
Sekarang usiaku sudah setengah abad. Aku tetap berusaha semangat di dalam menjalani tugasku ini untuk mendidik para generasi bangsa. Aku tidak ingin jika anak didikku tertinggal dalam kemajuan zaman sekarang yang serba canggih ini.
[Disalin dari Buku “2 Menyibak Mutu Pendidik Jilid 2”, DD Press. Penulis: Rukmawati]