Yel-Yel Khas Green School

Sepulang dari SDN Bantarjati IX Kota Bogor Jawa barat, saya mendapat banyak sekali ilmu dan inspirasi dari sekolah berwawasan lingkungan tersebut. Study banding ke sekolah SDN Bantarjati IX membuat saya terpacu untuk meningkatkan sekolah saya menjadi sekolah yang ramah lingkungan. Apalagi sekolah tempat saya mengabdi sangat dekat dengan lokasi pabrik-pabrik.
Saya jadi berpikir, seandainya program Sekolah Berwawasan Lingkungan yang digagas Pertamina ini bisa menular ke pabrik-pabrik di sekitar lingkungan sekolah kami, pasti pabrik-pabrik tersebut akan menjadi lebih ramah lingkungan. Di SDN Bantarjati IX, saya melihat anak-anak menyambut kami dengan yel-yel khas sekolah ramah lingkungan. Hal ini membuat saya jadi terinspirasi untuk membuat lagu dan yel-yel yang berkaitan dengan lingkungan hidup di sekolah saya SDN Lalareun Bandung.
Di kala waktu senggang, seperti pada saat jam istirahat mengajar, saya sering mencoba menuliskan yel-yel dan lagu yang tepat untuk sekolah yang ramah lingkungan. Dan momentumnya terjadi ketika Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa—yang merupakan pendamping sekolah kami dalam membangun sekolah yang berwawasan lingkungan—mengadakan lomba untuk pantun, lagu dan yel, kreasi anak, serta puisi.
Pada saat itu, saya diberikan kesempatan untuk mendampingi salah satu kelas dalam lomba tersebut. Akhirnya saya memilih kelas V untuk saya dampingi dalam membuat lagu dan yel-yel, pantun, serta puisi. Setiap hari, saya dan anak-anak mencari ide yang pas dan baik untuk yel-yel dan lagu khas Sekolah Berwawasan Lingkungan. Berbagai ide dan pendapat dari anak-anak saya dengarkan dan saya renungkan. Dalam benak saya, yel-yel dan lagu harus khas tentang lingkungan hidup. Dari hari ke hari saya terus berpikir keras untuk membuat pantun dan lagu-lagu yang cocok buat anak-anak.
Dalam perlombaan itu, semua guru di sekolah diberikan kesempatan untuk membina dan membimbing anak-anak dalam membuat pantun, kreasi dari barang bekas, puisi dan dan yel-yel khas Sekolah Berwawasan Lingkungan. Setelah beberapa hari mencoba, akhirnya saya dan anak-anak sepakat untuk menetapkan I LOVE GREEN SCHOOL sebagai yel-yel perwakilan kelas saya.
Setelah itu, saya bersama anak-anak melakukan latihan di dalam kelas pada saat jam istirahat berlangsung. Saya melihat anak-anak begitu semangat dalam berlatih, sampai-sampai suaranya terdengar ke kantor dan kelas yang lain. Seminggu lamanya, saya bersama anak-anak berlatih hingga tiba saatnya perlombaan. Dalam perlombaan ini, pendamping sekolah menyiapkan dua juri dari Kota Padang dan Garut. Mereka adalah Mbak Yulya dan Mbak Rinjani sehingga objektifitas lomba terjaga. Sebab, dewan juri bukan berasal dari kalangan guru di Kecamatan Ibun.
Lomba pun dimulai. Tiap kelas tampil, dari kelas satu sampai kelas enam. Saya merasa lawan terberat kelas saya adalah kelas enam. Namun saya yakinkan kepada para siswa agar tetap percaya diri dan berdoa. Akhirnya giliran kelas saya tampil untuk menampilkan puisi, pantun, dan yel-yel serta lagu. Tepuk tangan pun membahana di suasana yang cerah itu. Saya pun senang dengan penampilan anak-anak saya saya tampil all out.
Setelah lomba selesai dilaksanakan, tibalah pengumuman hasil lomba. Alhamdulillah, anak-anak yang saya latih mendapatkan juara pertama dalam lomba yel-yel dan lagu serta puisi. Kemudian, sekolah pun menjadikan lagu dan yel-yel kelas saya menjadi lagu dan yel-yel lingkungan hidup untuk sekolah SDNLalareun. Karenanya, setiap ada tamu yang datang ke sekolah kami selalu disambut dengan yel-yel lingkungan hidup sebagai tanda selamat datang di sekolah SDN Lalareun, sekolah yang sedang memimpikan menjadi sekolah berwawasan lingkungan.
[Disalin dari Buku “Sekolahku Hijau, Sekolahku Memukau”, DD Press. Penulis: Nur Raeni Qadariah, S.Pd.]