Menanamkan Cinta Lingkungan kepada Anak

Menanamkan Cinta Lingkungan kepada Anak

Pemanasan global, sebuah isu yang sedang hangat diperbincangkan oleh banyak orang di seantero jagat. Mulai dari Presiden Amerika Serikat hingga Presiden Indonesia, semuanya duduk bersama guna memecahkan masalah pemanasan global yang terjadi di dunia saat ini.

Ketika para pemimpin dunia memperbincangkan solusi untuk menyelesaikan masalah pemanasan global di Bumi ini, sekolah di Dusun Kamojang—tempat saya mengabdi— telah membuat satu gerakan: Green School. Program Green
School yang digagas oleh PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang bekerja sama dengan DD Corpora dan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa telah memberikan banyak manfaat untuk SDN Kamojang guna menjadi sekolah yang berbasiskan lingkungan.

Sejak program itu digulirkan, sebagai guru yang sepatutnya digugu dan ditiru oleh anak-anak didiknya, saya seolah mendapatkan pengalaman baru dalam hal penyelamatan lingkungan yang diakibatkan oleh pemanasan global. Oleh karena itu, saya berusaha untuk selalu menanamkan rasa dan sikap cinta lingkungan kepada anak didik saya. Salah satunya dengan merawat tanaman yang telah ditanam oleh para siswa. Setiap hari saya selalu mengawasi dan mengontrol kegiatan ini. Karena tanpa adanya kontrol dan pengawasan dari pihak guru, anak-anak tidak akan bisa bekerja dengan baik.

Meski untuk menanamkan rasa dan sikap cinta lingkungan kepada anak-anak tidaklah mudah, tetapi dengan kesabaran dan keteladanan niscaya pesan yang ingin saya sampaikan bisa diterima dengan baik oleh para siswa. Tanpa kedua hal ini, rasanya akan sulit menanamkan rasa dan sikap cinta lingkungan kepada anak-anak didik. Misalnya, ketika akan menyuruh para siswa untuk menyirami tanaman, saya telah terlebih dahulu melakukannya. Hal ini tidak cukup sekali-dua kali, tetapi perlu dilakukan berulang-ulang dengan disertai kesabaran ekstra dalam memberikan arahan kepada para siswa.

Selain itu, dalam setiap mata pelajaran, saya sering mengintegrasikan semua mata pelajaran ke arah cinta kepada lingkungan. Dalam ilmu sosial, misalnya, anak-anak saya arahkan untuk selalu membuang sampah pada tempatnya karena sampah yang dibuang sembarangan tempat akan menyebabkan masalah sosial di kemudian hari.

Saya sudah merasakan bahwa lingkungan yang sehat, bersih, rapi, dan hijau, akan membuat nyaman para siswa ketika belajar di sekolah. Ketika para siswa nyaman belajar di sekolah, bisa dipastikan akan banyak potensi yang bisa digali dari para siswa guna meraih prestasi di kemudian hari. Lantas, apa yang Anda rasakan di lingkungan yang saat ini Anda tempati?

[Disalin dari Buku “Hijau Hebring di Kamojang”, DD Press. Penulis: Suhendi]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares