Sekolahku Rumahku

Sekolahku Rumahku

Sekolah adalah ibu kedua untuk anak-anak setelah ibu kandung mereka di rumah. Dengan kata lain, para guru yang mengajarkan para siswa di sekolah juga mempunyai peran sama seperti seorang ibu. Jadi, ketika seorang guru mengajar di sebuah kelas, pada hakikat dia tengah mendidik anak-anaknya. Oleh karena itu, sudah seharusnya para guru bisa menjadikan kelasnya sebagai rumah bagi anak-anak didiknya.

Rumah merupakan tempat bernaung anak-anak yang harus “dibawa” ke sekolah. Artinya, kehidupan di rumah harus ada di sekolah. Sikap tolong-menolong, mengasihi, mencintai, menghargai, dan sebagainya, harus selalu ada di dalam ruang kelas. Dengan menjadikan sekolah sebagai rumah bagi para siswa, akan timbul rasa memiliki. Jika rasa memiliki ini sudah ada, akan sangat mudah mengajak siswa untuk merawat dan menjaga kenyamanan sekolah. Coba bandingkan dengan siswa yang hanya masuk sekolah tanpa mempunyai rasa memiliki. Bagaimana hasilnya? Tentu akan berbeda, bukan?

Tidak hanya siswa, guru juga seharusnya mempunyai rasa memiliki ini sehingga ketika ada gangguan dan kerusakan, guru akan dengan cepat mengatasi dan memperbaikinya. Tentu akan sangat berbeda dengan guru yang hanya menganggap sekolah sebagai tempat mencari nafkah. Jika terjadi kerusakan, mungkin hanya akan dianggap angin lalu yang tak pantas untuk dipedulikan.

Jika kita sudah bisa menganggap sekolah sebagai rumah kita, akan kita dapati penghuni-penghuninya yang lengkap. Ada kepala keluarga yaitu kepala sekolah; ada ibu yaitu para guru; ada kakak yaitu kakak kelas; ada adik yaitu adik kelas. Komplet, bukan? Hingga ketika ada salah satu dari anggota keluarga yang sakit, semuanya akan merasakan sakit. Sebaliknya, apabila ada yang berprestasi, semuanya akan ikut merasa senang.

Alangkah indahnya jika sekolah dijadikan sebagai rumah oleh para siswa dan guru. Kehidupan yang penuh kasih sayang dan kekeluargaan akan terjalin dengan baik. Dan itulah yang dinginkan oleh para orangtua siswa ketika menitipkan anak-anaknya di sekolah. Jika selama ini kita mengenal pepatah “Rumahku surgaku”, saat ini kita juga mengenal slogan yang berbunyi “Sekolahku surgaku”. Sekolah harus menjadi surga bagi anak-anak, juga surga bagi para guru.

Dengan hal ini, siswa dan guru akan bersama-sama menjalankan kegiatan belajar dengan mengasyikkan. Predikat sebagai anak didik yang cerdas, terampil, dan berakhlak mulia pun bisa diwujudkan oleh para guru. Insya Allah.

[Disalin dari Buku “Hijau Hebring di Kamojang”, DD Press. Penulis: Ita Rosita]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares