Prestasi Itu Butuh Pengorbanan

Prestasi Itu Butuh Pengorbanan

Tidak ada kesuksesan hakiki yang diraih tanpa kerja keras. Tidak ada kerja keras tanpa adanya pengorbanan. Prestasi dan pengorbanan adalah hukum kausalitas dalam hidup ini. Sangat jarang ada orang yang tidak bekerja keras mampu menjadi orang yang sukses. Prestasi sejati hanya bisa diraih dengan pengorbanan. Sungguh, banyak hal yang kita korbankan demi meraih apa yang kita citacitakan.

Hal itulah yang saya rasakan kala mendidik dan membina para siswa di SDN Kamojang. Prestasi dan pengalaman anak-anak supaya bisa “berbicara” di tingkat kecamatan, kabupaten, dan provinsi selalu saya kejar meski harus mengorbankan banyak hal. Terakhir kali, anak-anak SDN Kamojang bimbingan saya mampu menjuarai lomba Senam Sehat Sabilulungan tingkat kecamatan. Prestasi ini dicapai dengan kerja keras dan pengorbanan luar biasa dari saya selaku guru dan para siswa.

Lebih dari tiga bulan anak-anak ini saya persiapkan untuk mengikuti lomba Senam Sehat Sabilulungan. Setiap hari mereka saya gembleng secara fisik dan mental. Itu semua demi kemajuan para siswa. Bagi saya, sudah merupakan sebuah kepuasan apabila anak-anak mampu mendapatkan sebuah pengalaman dari apa yang dilakukan selama ini.

Kesehatan saya pun pernah terganggu akibat penyakit ginjal, dan harus menginap di rumah sakit untuk melakukan operasi. Kata dokter, hal ini disebabkan oleh kurangnya asupan air yang masuk ke dalam tubuh saya. Saya jadi teringat bagaimana saat-saat latihan yang kadang membuat saya lupa untuk sekadar minum. Prestasi dan pengorbanan merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduanya tidak akan terpisahkan dalam hidup ini.

Sudah menjadi tanggung jawab saya sebagai pendidik di negeri ini untuk menjadikan para generasi bangsa maju dan meraih cita-cita setinggi mungkin. Sudah sepantasnya pula bagi para guru di negeri ini untuk mengorbankan jiwa dan raganya demi siswa-siswa dididiknya agar bisa menjadi siswa yang cerdas, terampil, dan berakhlak mulia di kemudian hari.

[Disalin dari Buku “Hijau Hebring di Kamojang”, DD Press. Penulis: Dian Rodiansyah]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares