Kelasku Cantik Dengan Display

Kelasku Cantik Dengan Display

Di negeri ini, kesenjangan akses pendidikan telah menjadi rahasia umum. Lebih terasa jika membandingkan pendidikan yang didapatkan anak-anak kota dengan anak-anak pelosok. Pendidikan di kota lebih baik dari desa pelosok, karena ketersediaan infrastruktur pendidikan di kota lebih menunjang sehingga membuat perkembangan pendidikan tidak merata. Perbedaan tingkat kualitas pendidikan di kota dan di desa juga sangatlah terasa.

Namun, kami menyadari ketika kami mengikuti pelatihan dari LPI Dompet Dhuafa Jakarta bahwa faktor sarana dan prasarana bukan faktor utama masalah dalam mengembangkan pendidikan. Berdasarkan pelatihan pertama yang bertemakan Shifting Education Paradigm, bahwa faktor cara berpikirlah yang menjadi masalah utama dalam mengembangkan pendidikan.

Dari sanalah, kemudian kami menyadari bahwa cara berpikir guru yang memberikan pengaruh apakah suatu sekolah dapat maju atau tidak. Sehingga proses pembelajaran di kelas akan menyenangkan atau tidak tergantung bagaimana guru itu kreatif dalam menangani permasalahan di kelas.

Cara berpikir dalam menghadapi masalah memang menjadi faktor yang sangat penting untuk keluar dari masalah pendidikan. Karena memang permasalahan sarana dan prasarana dapat diselesaikan jika gurunya berpikir bahwa dengan tidak adanya sarana harus termotivasi untuk ‘kita bisa maju’. Karena jika kita baca di buku, ada beberapa sekolah yang sudah lengkap sarananya tetapi tetap saja tidak berhasil dalam menentukan keberhasilan suatu sekolah, yang ada malah guru-guru jadi malas dalam mengembangkan dirinya. Untuk itu, maka faktor cara berpikirlah yang dapat mengubah sekolah yang biasa-biasa saja menjadi sekolah yang diperhitungkan.

Sebagaimana materi pelatihan yang pernah diberikan oleh pendamping sekolah kami Ibu Rodiannauli Pane tentang Guru Kreatif. Bahwa seorang guru yang kreatif merupakan penjabaran dan ciri dari guru yang cara berpikirnya bagus. Artinya, guru yang kreatif adalah guru yang berani dalam menghadapi masalah pendidikan baik yang ada dalam kelas maupun yang ada dilingkungan sekolah. Sehingga dengan tidak adanya sarana tetap tidak terlalu berpengaruh dalam menjalankan kewajiban menjadi seorang guru untuk tetap mengajar dengan baik dan sesuai dengan profesionalitas sebagai guru.

Cara berpikir dan kreatifitas itula]ah yang kami usahakan untuk dipraktekkan dalam menyelesaikan segala permasalahan pendidikan di sekolah. Sehingga ketika ada materi baru lagi dari LPI tentang display, maka saya dan guru-guru yang lain menyambutnya dengan sangat antusias. Sehingga kami semua meyakini bahwa dengan adanya usaha membuat display berarti kami dapat memberikan rangsangan kepada anak didik untuk semangat belajar di kelas.

Penerapan dan Pelaksanaan Display
Permasalahan yang sering muncul dalam mengembangkan kualitas belajar anak adalah masalah daya konsentrasi anak. Bahkan semangat belajar pun menjadi faktor yang selalu menganggu dalam proses belajar mengajar. Kondisi ini selalu membuat guru pun menjadi tidak semangat dalam mengajar karena melihat anak didiknya tidak bersemangat.
Namun, karena kami dari SDN 2 Tulehu Kec. Salahutu Kab. Maluku Tengah telah banyak mendapatkan pelatihan dari LPI-DD, akhirnya kami berusaha untuk menerapkan dan mempraktekkan teori mendisplay pada para siswa. Dengan harapan agar anak dapat lebih bersemangat lagi dalam mengembangkan kemampuan belajarnya.

Mendisplay kelas akan memberikan makna yang bermakna dalam proses pembelajaran. Karena mendisplay kelas merupakan upaya dalam menstimulus kemampuan kreatif, tidak hanya para guru tetapi juga para siswa. Sehingga siswa akan bergerak kreatif dalam mengembangkan kemampuan serta akan didorong dalam melakukan pembelajaran mandiri.

Selain itu ada hal yang harus diperhatikan ketika akan mendisplay. Yakni, kita harus memahami bahwa mendisplay harus benar-benar mengikuti prosesdur mendisplay. Artinya, kita tidak boleh asal memajang karya siswa, tetapi harus sesuai dengan target materi pembelajaran. Hal lain yang harus diperhatikan adalah adanya garis tepi dari setiap membuat display serta sebelum mendisplay dibuat lembar perencanaan mendisplay yang biasa disetor dan dicek oleh pendamping sekolah. Sehingga kalau ada kesalahan dalam menuliskan lembar perencanaan beserta isi dari display, akan secara langsung dibimbing oleh pendamping. Sehingga, kami pun akan mudah paham dan semakin mengerti tentang cara mendisplay yang baik.

Aktifitas mendisplay yang kreatif akan menyenangkan siswa dan guru karena interaksi antara guru dan siswa dilakukan dengan sangat intens dan siswa pun merasa menemukan sendiri makna dari proses belajarnya. Bahkan keributan siswa dapat diatasi dengan adanya aktifitas mendisplay. Display juga menjadi sarana guru menghargai siswa-siswanya. Dengan adanya program ini, para siswa menjadi lebih betah di kelas. Karena tercipta sebuah suasana yang nyaman dan indah sehingga dapat mengembalikan konsentrasi belajar yang tinggi serta terkesan rileks.

Pembiasaan mendisplay yang dibina oleh pendamping sekolah LPI-DD, memberikan pembelajaran bahwa proses pembelajaran yang berpusat pada siswa ternyata menjadi sangat menyenangkan siswa. Bahkan dapat mengatasi siswa yang malas datang ke sekolah karena mendisplay berarti merangsang anak untuk berimajinasi dengan adanya aktifitas menggambar untuk pelengkap display.

Mendisplay berarti akan membuat guru dan siswa semakin banyak memahami materi pembelajaran karena dalam mendisplay ada visual grafis yang ditampilkan sehingga antara tulisan dan visual semuanya dipadukan dengan bagus. Hal inilah yang membuat display akan banyak dibaca oleh siswa dan secara tidak langsung anak sudah belajar dengan melihat hasil karyanya dipajang di kelas.

Banyaknya hasil display yang dipajang di kelas, membuat kelas menjadi sangat berbeda dengan kelas tanpa display. Warna kelas akan semakin dan tambah cantik dengan adanya kehadiran display. Sehingga setiap sudut kelas menjadi penuh makna dan ilmu yang bermanfaat. Jadi kapan pun dan dimanapun anak santai, santainya akan bermakna, karena ketika duduk akan didapatkan sebuah suasana ilmu dan bacaan tentang pembelajaran yang terpampang dimana-mana.

Kondisi inilah, yang membuat kelas semakin hidup dan bermakna. Kenyamanan seperti inilah yang diharapkan sejak dulu, kelas yang membuat anak-anak dapat mengambil manfaat dalam mempelajari ilmu yang belum dipahaminya sehingga apapun yang belum diketahuinya sebelum masuk sekolah akan terjawab sudah ketika mereka dating ke sekolah dan masuk ke kelas yang penuh dengan display.

Untuk itu, kepada seluruh guru yang ada dipelosok jangan takut dan jangan merasa minder dengan tidak adanya sarana dan prasarana di sekolah. Jadikanlah kemampuan, kreatifitas dan semangat mendisplay sebagai salah satu upaya kita untuk memajukan sekolah dan mencerdaskan siswa-siswi kita agar mereka kelak menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan agamanya.

[Disalin dari Buku “Ambon Manise; Jejak Langkah Pendampingan Sekolah di Maluku Tengah”, Rodiannauli Pane, dkk., DD Press. Penulis: Ny. Rukiah Lestaluhu]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares