Bagaimana Mendorong Kepala Sekolah Bertindak Tegas?

Bagaimana Mendorong Kepala Sekolah Bertindak Tegas?

“Mas Wisyal, ke sana jangan lupa, salah satu targetan utama kita adalah mengubah guru-guru jadi makin disiplin, oke?!”

Pesan itu terekam baik dalam benak saya sebelum tiba ke Rote Ndao (Nusa Tenggara Timur). Berdasarkan hasil assessment yang saya terima, kedisiplinan sekolah beranda kami di Rote Ndao terbilang kurang baik. Jadi, salah satu tugas utama saya sebagai Pendamping Sekolah di salah satu sekolah dasar di sini adalah memperbaiki kedisiplinan mereka, baik kedisiplinan waktu datang dan pulang mengajar, keluar-masuk dalam kelas, maupun kedisiplinan dalam administrasi.

Di sini sudah jamak diketahui masyarakat bahwa guru-guru datang siang, dan terbiasa meninggalkan anak-anak didik mereka karena pulang-pergi ke ibukota kabupaten untuk urusan di luar kegiatan belajar mengajar. Jika diambil rata-rata skala penilaian, nilai kedisiplinan yang ada di sekolah dampingan saya adalah C.

Mengapa terjadi ketidakdisiplinan? Yang paling utama adalah ketidaktegasan kepala sekolah selaku pemimpin dan figur teladan. Akibatnya, guru-guru di sekolah dampingan saya teledor dalam hal disiplin administrasi. Mereka menjadi masa bodoh, dan tidak merasa penting tentang administrasi kelas maupun administrasi sekolah.

Selain keteledoran ini, ketidaktegasan pemimpin membuatnya dipandang remeh oleh oknum-oknum guru. Mereka menyepelekan kepala sekolah, bertindak semaunya, mengambil keputusan seenaknya, dan menganggap mengajar adalah tugas sepele. Misalnya, beberapa guru dengan santainya sibuk dengan urusan di luar kegiatan belajar mengajar, seperti keperluan di dinas atau ada rapat mendadak. Tidak heran bila kegiatan belajar mengajar di sekolah menjadi amburadul.

Menghadapi beragam masalah di sekolah ini, agenda mendesak yang harus dikerjakan adalah mengubah paradigma kepala sekolah. Harus ada dukungan dari pemimpin tertinggi di sekolah dalam hal kedisiplinan. Apa pun resep yang diberikan seorang dokter kepada anak yang sakit, tidak akan berarti apa-apa apabila orangtua si anak tidak tegas dan telaten dalam menyuruh buah hatinya meminum obat.

Begitu pula dalam mengobati penyakit kedisiplinan di sekolah ini, apa pun resep yang diberikan oleh Pendamping Sekolah, tidak akan berarti apa-apa jika kepala sekolah tidak tegas dan telaten dalam menyuruh anak buahnya untuk berdisiplin.

Sebagai Pendamping Sekolah, saya memberikan formula untuk kepala sekolah secara khusus, dan guru-guru secara umun. Formula ini tidak akan berfungsi apabila tidak ada kerja sama dari kepala sekolah untuk memperbaiki kualitas kedisiplinan para guru.

Alhamdulillah, kepala sekolah berani mengakui kelemahan dirinya selama ini. Beliau pun berkomitmen untuk berubah, terutama dalam bersikap tegas menegakkan peraturan. Beliau pun bersedia untuk terus bekerja sama dengan saya dalam mendisiplinkan para guru.

Tanpa terasa waktu terus bergulir. Selama setahun proses pendampingan, tingkat kedisiplinan di sekolah dampingan meningkat pesat. Peningkatan ini bisa dilihat dari kedisiplinan mereka, baik disiplin waktu maupun disiplin administrasi.

Untuk disiplin waktu mereka sudah terbiasa datang pagi dan tepat waktu masuk ke dalam kelas. Jika ada yang izin di tengah-tengah jam pelajaran, kepala sekolah sudah menyiapkan buku keluar-masuk yang dititipkan ke guru piket. Adapun untuk administrasi kelas, guru-guru semakin terbiasa membuatnya, dan setiap minggunya selalu ada kemajuan dan pembaruan. Dengan bersemangat mereka membuat RPP, silabus, dan administrasi kelas lainnya dengan tulisan tangan.

Perubahan-perubahan yang ada tersebut akhirnya mendapatkan apresiasi baik dari dinas dan dari warga masyarakat di sekitar sekolah. Pernah saya mendengar perkataan warga sekitar, “Sekarang guru-guru SD Papela su datang pagi?” Pertanyaan ini langsung dijawab oleh salah seorang guru begini, “Oowww… sekarang SDN Papela su beda nasu ada Bapak Pendamping!”

Lain lagi dengan Ibu Lodia Lenggu, selaku pengawas TK/SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kecamatan Rote Timur.

Beliau selalu memberikan rujukan ke sekolah ini sebagai contoh yang baik. “Kalau mau lihat contoh KTSP silakan ke SDN Papela, mau lihat contoh KKM silakan ke SDN Papela, mau lihat kedisplinan silakan ke SDN Papela.” Itulah yang selalu diucapkan oleh Ibu Lodia Lenggu setiap rapat bulanan.

Senang rasanya menyaksikan kemauan kepala sekolah untuk berubah, yang kemudian diikuti jajaran dewan guru. Buah dari perubahan itu pada akhirnya untuk mereka sendiri. Tentu saja pujian atas perubahan yang ada bukan untuk lengah dengan tidak bersikap tegas atau disiplin kembali. Jangan sampai yang sudah baik malah berubah kembali buruk. []

[Disalin dari Buku “Bagaimana Ini Bagaimana Itu”, DD Press. Penulis: Wisyal Mirza Dinata]

2 thoughts on “Bagaimana Mendorong Kepala Sekolah Bertindak Tegas?”

  1. Fifi says:

    Bagus sekali.
    trm ksh Ustadz Zaid

    1. insani says:

      Sama-sama, Ustadzah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares