
Bagaimana Menghadapi Siswa Keras Kepala?
Namanya Aldy, siswa kelas 6 yang sering berulah. Suatu hari Aldy datang terlambat. Seharusnya ia segera masuk kelas begitu sanksinya selesai dijalankan. Namun, tampaknya ia sengaja tidak segera masuk kelas.
Bagaimana Menghadapi Murid Aktif?
Ketika itu saya melihat Arjun berlarian di kelas. Padahal, guru Arjun berada tepat di depan tempat duduknya. Tetapi, sepertinya ia tidak memiliki rasa takut, termasuk kepada guru di kelasnya. Melihat
Menantang Billy
Memegang kelas 1 SD Inpres Timika II, Mimika (Papua) begitu menguras pikiran dan tenaga saya. Salah satunya menghadapi Billy; siswa yang suka berteriak sekeras-kerasnya saat proses pembelajaran berlangsung. Sebagai wali
Meluluhkan Si Pemukul
Setahun lalu saya dipercaya untuk memegang kelas 6 SDN 264 Wawondula, Luwu Timur (Sulawesi Selatan). Siswa kelas 6 biasanya memiliki banyak tingkah laku di luar jangkauan guru dan orangtua. SALAH
Anak-Anak yang Membanggakan
Sebelum menjadi guru, saya bercitacita menjadi perawat. Waktu terus berlalu hingga akhirnya saya meraih gelar diploma pendidikan. Secara tiba-tiba saya sangat suka dan merasa peduli kepada anak-anak yang putus sekolah,
Kelas dan Anak “Istimewa”
Penilaian buruk tentang kelas C tidak hanya ada pada sebagian guru, tetapi juga beberapa orangtua siswa SDN 264 Wawondula, Luwu Timur (Sulawesi Selatan). Kadung disebut sebagai kelasnya anak yang bandel
Kelas Tiga Tercinta
Memang tidak mudah mengubah tabiat anak yang terbiasa suka berjalan-jalan, berlarian, atau berteriak-teriak di kelas. Demikian juga anak yang senang menulis di lantai, naik di meja dan kursi, keluar-masuk kelas,
Emmeng Memang Bisa
Mendidik anak sekolah dasar tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Butuh keahlian khusus untuk menjalaninya. Jika seorang guru berhasil mendidik siswa di kelas unggulan, prestasi ini sebetulnya biasa saja. Guru yang
JANSO
Janso Manerep namanya. Ia duduk di kelas 4 SDN 060932 Bangun Mulia,Medan (Sumatera Utara). Orangnya superaktif, tidak mau diam. Bahkan, menurut saya, ia adalah anak ‘bandel’. Karena ‘bandel’, sampai-sampai—maaf—ia buang