Sang Pendidik Kontekstual

Sang Pendidik Kontekstual

Pagi itu anak-anak kelas 3A SDN 003 Sangatta Utara, Kutai Timur (Kalimantan Timur) terlihat berbeda. Mereka menggunakan kalung berupa name-tag bertuliskan ‘Jenderal’ dan ‘Kapten’. Hal ini mengundang rasa ingin tahu saya.

Langsung saja, tatkala mereka datang untuk menyalami saya, saya tanya salah satu dari mereka, “Jenderal, untuk apa nih?” Salah satu siswa pun merespons. “Ini, Pak. Kalau saya pakai ini, tanda saya yang bertugas untuk memimpin teman-temanku hari ini.”

Mereka dengan begitu percaya diri menggunakan name-tag tersebut, bahkan dipakainya dari awal masuk sekolah hingga pembelajaran usai! Itulah siswa yang berada di kelas Pak Mul, sapaan akrab Bapak M. Maulana, dalam merancang suasana kelasnya. Beliau sangat menyadari pentingnya sosok guru yang kreatif, utamanya dalam merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa betah belajar dan rasa ingin tahu meningkat.

Di tengah kesibukannya yang lain sebagai bendahara sekolah, guru berkaca mata ini selalu meluangkan waktu untuk memikirkan ide-ide kreatifnya. Pernah beliau berkata kepada saya soal ini.

“Saya sering memikirkan ide-ide yang hendak diterapkan untuk siswa siswa saya sampai larut malam, Pak.” Ujarnya.

Tidak hanya itu, pada saat guru-guru lainnya telah pulang ke rumah masing-masing usai pembelajaran di kelas (pukul 14.00 waktu setempat), Pak Mul malah rela bertahan di sekolah hingga waktu petang tiba. Biasa juga pada waktu tersebut saya dan beliau mengisi waktu dengan berdiskusi terkait kemajuan pembelajarannya di kelas.

Dengan komitmen dan ide-ide kreatifnya, pembelajaran yang beliau terapkan pun terbilang maju selangkah dibandingkan sebagian rekannya. Untuk mengajarkan materi Penjual dan Pembeli dalam pelajaran IPS, beliau memilih untuk mengajak siswa-siswanya berkunjung ke sebuah minimarket yang lokasinya tak jauh dari sekolah. Antusias siswa jangan ditanya. Belajar yang langsung terjun ke lapangan (biasa disebut juga pembelajaran kontekstual) bukan lagi hal asing bagi Pak Mul.

Tampaknya beliau ingin teori dan sisi praktis menyatu sehingga ilmu yang diajarkannya betul-betul menjadi modal bagi anak didiknya dalam mengarungi kehidupan.

Itulah langkah pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Mul yang mesti juga dilakukan oleh guru yang lain. Tidak hanya berhenti pada tataran teori, tapi juga menyentuh sisi praktisnya.

Semoga beliau mampu menginspirasi guru-guru yang lain, baik di sekolah dampingan maupun di sekolah-sekolah lain. Guru yang kreatif sangatlah didamba oleh para siswa yang rindu akan suasana pembelajaran kelas yang menyenangkan. Dengan hadirnya guru demikian, para siswa merasakan ruang kelas layaknya rumah.

[Disalin dari Buku “Bagimu Negeri, Kami Setia Mengabdi”, DD Press. Penulis: Dzulkifli]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares