Menumbuhkan Kemampuan Bicara Siswa

Selama mendampingi SDN 014 Gunung Belah, Tarakan (Kalimantan Utara), ada permasalahan literasi yang saya jumpai, yakni kemampuan berbicara siswa.
Ketika itu saya sedang melaksanakan pengayaan Bahasa Indonesia di kelas 4. Ada siswa yang ternyata mengalami kesulitan dalam berbicara. Bahkan ketika diperintahkan ke depan pun ia tak berani untuk tampil.
Dia tidak berani untuk beranjak dari tempat duduknya. Saya pun tersadar bahwa ini adalah permasalahan yang harus segera diselesaikan. Saya harus bisa memunculkan potensi berbicara siswa yang memiliki kesulitan tersebut.
Awal-awal saya terus memotivasi anak tersebut supaya berani tampil di depan umum. Semua orang pasti bisa melakukannya, termasuk siswa tersebut. Saya mendekatinya dengan langsung datang ke depan mejanya. Setelah itu saya memberinya motivasi dengan mengatakan kalimat afirmasi positif, “Ayo, kamu pasti bisa tampil di depan, karena kamu adalah anak yang hebat!”
Alhamdulillah, setelah saya merangkul anak tersebut dari kursinya, ia tiba-tiba mau tampil di depan kelas. Ketika siswa tersebut berani tampil di depan, kemampuan berbicaranya pun bisa diaktualisasikan. Caranya dengan memintanya bercerita. Ya, ia harus terus dibiasakan untuk bercerita. Agar menarik dan tidak membuatnya cemas, saya arahkan ia untuk bercerita tentang pengalaman menarik saat liburan. Menceritakan pengalaman sendiri ketika liburan akan membuat siswa senang karena cerita tersebut benar-benar dialaminya langsung.
Strategi bercerita memang harus dilakukan secara berulang-ulang supaya dapat menjadi kebiasaan. Kalau sudah menjadi kebiasaan, kemampuan berbicara siswa pun akan semakin terasah. Hasilnya, siswa yang awalnya mengalami kesulitan tersebut mulai berani berbicara di depan kelas.
Bahkan ia tampak percaya diri karena diberikan motivasi dan dibiasakan untuk berbicara di depan dengan strategi bercerita. Selain strategi bercerita, mengembangkan kemampuan berbicara siswa juga bisa dilakukan dengan mengikutsertakannya pada berbagai lomba yang berhubungan dengan bercerita.
Bisa juga membentuk kelas ekstrakurikuler khusus “Kelas Bercerita”. Intinya, siswa tersebut harus terus dibina secara kontinu supaya ia dapat menjadi orang-orang siap menghadapi masa depan.
[Disalin dari Buku “Bagimu Negeri, Kami Setia Mengabdi”, DD Press. Penulis: Ihsan Ariatna]