Menangani Kompetensi Literasi Siswa

Setiap guru harus berupaya memenuhi kewajiban memberi layanan pendidikan terbaik bagi anak didiknya. Dalam menangani siswa yang bermasalah dengan capaian literasi, guru harus mampu mengatasinya supaya anak didiknya antusias dalam belajar, terutama dalam kompetensi membaca, menulis, dan berkomunikasi. Seorang guru harus mampu memadukan kemampuan siswa dalam tiga kompetensi ini.
Pada awalnya saya mengalami kesulitan dalam memadukan pembelajaran tersebut, terutama di kelas 4 SDN 003 Sangatta Utara, Kutai Timur (Kalimantan Timur). Sebagian besar siswa masih kesulitan menemukan pokok pikiran dari suatu teks. Mereka juga belum mahir menggunakan kamus atau ensiklopedi.
Lain lagi dengan kompetensi menulis; siswa yang diharapkan dapat menulis dengan ejaan yang benar dan membuat cerita dan karangan sendiri, hasilnya belum optimal. Di dalam kompetensi berkomunikasi, siswa juga belum mampu mengeluarkan pendapat atau saran di kelas, dan memberi petunjuk/presentasi atau pengumuman lisan.
Namun, setelah mendapatkan pelatihan-pelatihan yang diadakan PT Trakindo Utama dan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa, saya mendapatkan banyak ilmu yang bermanfaat untuk menangani permasalahan kompetensi literasi siswa. Caranya adalah sebagai berikut:
Pertama, ketika diberi tugas, baik tugas di sekolah ataupun di rumah, setiap siswa diwajibkan untuk menulis dalam buku latihan. Dari sini siswa akan berusaha membaca ulang apa yang telah ditulisnya di dalam buku latihan itu.
Kedua, siswa diwajibkan membaca buku di ceruk ilmu selama 10-15 menit sebelum pelajaran dimulai. Untuk itu, siswa harus masuk sekolah sebelum bel berbunyi.
Ketiga, setiap Sabtu siswa diberikan jam kunjungan perpustakaan selama satu jam pelajaran.
Keempat, semua buku yang sudah dibaca siswa diharuskan ditulis kembali dalam buku catatan khusus. Mereka diminta untuk menuliskan perasaannya (susah, senang, sedih, terharu, dan seterusnya) setelah membaca buku tersebut. Siswa juga diberi kesempatan menceritakan isi bacaan yang telah dibacanya tadi di depan kelas.
Dalam hal ini, guru juga harus rajin membaca buku catatan siswa dan memberi komentar atas kemampuan siswa dalam kompetensi membaca, menulis, dan berkomunikasi.
Saya sangat bersyukur kepada Allah Swt, serta berterima kasih kepada Trakindo dan Makmal Pendidikanyang telah mengajarkan kami, guru-guru SDN 003 Sangatta Utara, banyak pengetahuan terkait dengan pembelajaran dan pengembangan kompetensi pendidik. Sehingga, kami sedikit demi sedikit dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di sekolah kami, semisal yang berkaitan dengan literasi siswa.
Program pendampingan sekolah ini sangat berperan penting bagi sekolah kami. Perubahan tahap demi tahap pun terjadi setelah mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan. Selain soal literasi siswa, kami juga diajarkan cara pembelajaran yang tidak menjenuhkan siswa lewat display kelas, pembelajaran PAIKEM, manajemen kelas, public speaking, dan Training for Trainer.
Sekali lagi, terima kasih Trakindo dan Makmal Pendidikan atas program pendampingan sekolah ini. Kami tetap berharap mudah-mudahan kerja sama ini tetap terjalin dengan baik sehingga sekolah kami semakin maju.
[Disalin dari Buku “Bagimu Negeri, Kami Setia Mengabdi”, DD Press. Penulis: Sumiati]