Tantangan Guru Baru

Tantangan Guru Baru

Menjadi guru baru atau guru muda memang tidak selalu menyenangkan. Pengalaman yang saya dapat, saya merasa tidak begitu dihargai oleh sebagian siswa. Bahkan ada siswa yang tidak mendengarkan penjelasan saya dan memilih bercanda dengan temannya. Dia menganggap remeh perintah yang saya berikan.

Saya menduga, penyebabnya adalah kurang tegasnya saya dalam menghadapi mereka. Saya tidak keras dalam membimbing mereka. Pada suatu hari ada pelatihan bagi guru-guru yang diadakan oleh PT Trakindo Utama dan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa. Materinya tentang manajemen kelas. Dalam pelatihan itu dibahas cara-cara mengendalikan dan mengelola kelas. Hari itu saya mendapatkan ilmu yang sangat sesuai dengan kebutuhan saya sebagai guru baru.

Dalam pelatihan itu dikenalkan salah satu trik untuk membuat kelas yang ribut bisa menjadi tenang kembali, yakni menggunakan yel-yel. Yel-yel dapat membuat siswa kembali fokus pada pelajaran yang tengah berlangsung. Trik yang lain, saat siswa ribut ataupun mengobrol, guru mencoba mendekati dan masuk dalam pembicaraan mereka, namun tetap mengaitkan dengan pelajaran yang tengah berlangsung.

Setelah mengikuti pelatihan tersebut, esoknya saya coba menerapkan teknik yel-yel di kelas. Sebelumnya saya mengajarkan terlebih dahulu kepada siswa mengenai yel-yel tersebut sampai mereka mengerti. Saat sebagian siswa mulai ribut di tengah pembelajaran, saya langsung mengajak mereka mengucapkan yel-yel tersebut. Dan siswa pun menjawab yel-yel yang saya ucapkan. Kelas kembali tenang, dan siswa pun fokus pada pelajaran lagi.

Hari itu saya cukup bisa mengendalikan suasana pembelajaran di kelas. Siswa yang biasa aktif di kelas bisa saya atasi meski belum mampu saya lakukan hingga semua pelajaran berakhir hari itu.

Selain dengan yel-yel, saya juga berusaha lebih tegas kepada siswa yang bertindak semaunya sendiri. Dengan begitu siswa menjadi segan dengan guru muda, belajar menghargai seorang guru yang mendidik dan membimbing mereka.

[Disalin dari Buku “Bagimu Negeri, Kami Setia Mengabdi”, DD Press. Penulis: Agustin Eka Ratnasari]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares