Belajar Seni Secara Menyenangkan

Belajar Seni Secara Menyenangkan

Pengalaman mengajar saya belum begitu banyak. Pengalaman pertama, mengajar di salah satu madrasah tsanawiyah swasta. Tiga bulan lamanya saya mengajar IPA sebelum kemudian pindah ke SDN 6 Sungai Danau, Tanah Bumbu (Kalimantan Selatan) sampai sekarang menjadi guru Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).

Sebenarnya jurusan saya pada waktu kuliah tidak sejalan dengan yang saya ajarkan sekarang. Dari guru Biologi menjadi guru Kesenian. Tetapi, karena sewaktu kuliah aktif di kegiatan tari, saya tidak menganggapnya sebuah persoalan. Saya justru merasa enjoy. Selain mengajar, saya juga bisa menyalurkan bakat saya bersama siswa-siswa lainnya.

Selain sebagai guru SBK, saya juga mengadakan ekstrakurikuler tari yang diikuti oleh siswa kelas 4, 5, dan 6. Dalam kurun waktu 10 bulan, saya sudah dapat mengajarkan tiga tarian berbeda yang berhasil dipentaskan siswa.

Menjadi guru di SDN 6 Sungai Danau suatu kebanggaan tersendiri. Sebab, saya dapat belajar lebih banyak lagi melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh PT Trakindo Utama dan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa. Saya sudah tidak lagi kebingungan dalam mengondisikan siswa karena ada materi manajemen kelas yang saya dapat.

Pak Cipto, trainer yang memberikan materi ini, menyampaikan bahwa salah satu cara agar siswa menyerap hasil pembelajaran yang guru ajarkan adalah dengan melibatkan mereka. Istilah kerennya, siswa ikut ‘action’ dalam pembelajaran.

Di kelas saya terapkan cara tersebut dalam belajar SBK. Siswa saya minta berkelompok untuk membuat suatu drama singkat atau membuat keterampilan dari barang-barang bekas.

Saya senang dan bangga, mereka mampu mengembangkan bakatnya ke hal-hal positif. Saya memiliki angan-angan, pada tahun ajaran baru nanti saya ingin menciptakan ekstrakurikuler drum band yang bahan-bahannya dari barang bekas.

Sengaja barang bekas yang saya pilih karena sekolah kami terbatas dengan anggaran dananya. Meski dana sekolah minim, inisiatif mengembangkan potensi siswa tidak boleh terhenti. Maka, memanfaatkan barang yang sudah tidak dipakai lagi menjadi solusinya.

[Disalin dari Buku “Bagimu Negeri, Kami Setia Mengabdi”, DD Press. Penulis: Mariatul Kiptiah]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares