Langkah Awal dengan Gerakan Hijau

Langkah Awal dengan Gerakan Hijau

Hari itu, 23 September 2012, hari pertama saya menjalani kehidupan baru dengan aktivitas yang tidak seperti biasanya. Saat itu saya tak bisa lagi bercengkerama serta bersuka ria dengan keluarga, teman terdekat dan tetangga sekitar tempat tinggal. Hari itu awal mula langkah baru dalam hidup saya untuk berpisah sementara dengan keluarga tercinta.

Perjalanan dari tempat tinggal menuju tempat tujuan, yaitu sekolah dampingan, dapat ditempuh dalam waktu 5 jam dengan kecepatan 60 km//jam. Dalam perjalanan ke tempat tujuan, saya ditemani Mas Ikhsan, Pendamping Sekolah yang telah awal bertugas di sekolah tersebut selama dua tahun. Saya mendampingi sekolah tersebut untuk satu tahun pada tahun ketiga ini.

Tepat pukul 13.30 saya sampai ke tempat tujuan sekolah di SDN 02 Pematang Tiga. Saya ditemani langsung oleh Mas Ikhsan untuk mencari tempat tinggal. Akhirnya saya bertempat tinggal di rumah yang tidak jauh dari sekolah.

Saya sempat bekerja selaku guru honorer di salah satu sekolah dasar negeri di tempat tinggal saya. Saya berharap dengan pengalaman sebagai guru, kondisi sekolah pendampingan yang dihadapi sama dengan sekolah saya sebelumnya. Pertama kali menginjakkan kaki di SDN 02 Pematang Tiga, saya ternyata merasakan suasana berbeda dari perkiraan semula.

Setelah beramah-tamah dengan Kepala Sekolah dan dewan guru, saya melihat kondisi sekolah pendampingan. Langkah pertama yang hendak saya jalani di sini adalah membenahi kebersihan di lingkungan sekolah. Melalui salah satu Program Pendampingan Sekolah, yaitu Sekolah Ramah Hijau, saya melihat sekolah bisa menjadi bersih dan kesadaran siswa untuk menjaga kebersihan pun meningkat.

Saya pun membicarakan rencana tersebut dengan warga sekolah. Puji syukur, responsnya positif, termasuk dari wali murid. Setelah rapat dengan wali murid dan pihak sekolah, disepakati untuk membuat pagar tanaman bunga dan pembatas sekolah agar kambing tidak bisa memasuki kawasan sekolah.

Sebelum pembuatan pagar, telah dibuat suatu keputusan dalam rapat bahwa setiap wali murid membawa satu batang bambu dan satu pancang kayu. Puji syukur, seluruh wali murid setuju dan membawanya pada hari pelaksanaan.

SDN 02 Pematang Tiga pun kini tampak hijau dan rapi. Lebih penting lagi kesadaran siswa untuk mencintai dan merawat lingkungan di sekolah meningkat. Pelaksanaan program Green School memang ingin membentuk karakter siswa yang cinta lingkungan, selain juga menciptakan lingkungan kondusif untuk pembelajaran. Mudah-mudahan setelah selesai program pendampingan, semua warga sekolah tanpa terkecuali tetap menjalankannya secara sadar.

[Disalin dari Buku “2 Menyibak Mutu Pendidik Jilid 1”, DD Press. Penulis: Syahril Siswanto]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares