Curahan Hati Guru Olahraga

Curahan Hati Guru Olahraga

Mengajar adalah hal yang sangat menyenangkan bagiku, terutama pelajaran Olahraga. Olahraga lebih banyak gerak daripada sekadar ceramah dan teori di kelas. Awalnya memang saya agak kesulitan dalam pembelajaran ini. Saya kekurangan referensi permainan dan sarana yang memadai.

Tidak heran bila banyak guru Olahraga yang kadang menyuruh siswa hanya untuk berlari dan berkejar-kejaran dengan bola. Sayangnya, status guru Olahraga terkadang dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Dianggap lebih ringan dan kalah mentereng dibandingkan guru pelajaran lainnya. Padahal, menjadi guru Olahraga tidaklah semudah itu, karena kami mempunyai beban untuk membuat anak lebih segar dan bugar. Kebugaran itu penting untuk menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar sehingga dibutuhkan kreativitas tinggi guru Olahraga.

Bersyukur saya memiliki teman diskusi, yaitu Pendamping Sekolah. Masalah minimnya referensi dan gagasan teratasi. Saat sudah mentok dengan ide di kepala, saya langsung berdiskusi dengan Pendamping Sekolah. Hasilnya, sebuah pemecahan atas kebuntuan yang saya alami.

Selain kemanfaatannya, keberadaan Program Pendampingan Sekolah juga terkadang memunculkan perasaan berdebar-debar tersendiri. Misalnya yang pernah saya alami ketika supervisi mengajar. Saya dinilai dalam mengajar. Bukan hanya oleh Pendamping Sekolah, tetapi juga dengan Kepala Sekolah. Itu sebabnya saya gugup lantaran sebelumnya kami sangat jarang disupervisi. Tiba-tiba saya merasa takut; takut kalau membuat kesalahan, takut kalau dianggap tidak profesional, takut dinilai tidak kreatif.

Saya sadar, supervisi adalah bagian dari evaluasi, mengetahui letak kekurangan saya selama mengajar. Ini penting bagi saya ke depannya agar pembelajaran menyenangkan di kelas terus terjaga.

[Disalin dari Buku “2 Menyibak Mutu Pendidik Jilid 1”, DD Press. Penulis: Yuliasma]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares