Penanaman Untuk Penghijauan

Penanaman Untuk Penghijauan

Menanam, itulah kegiatan yang saya senangi sejak dulu sampai saat ini. Ketika masih kecil, saya sering diajak orangtua saya menanam padi dan warung hidup seperti seledri, cabe, tomat, dan jahe di kebun atau halaman rumah saya. Ternyata, kegiatan itu terus saya gemari sampai saya mengabdi di SDN Lalareun.

Sejak digulirkannya program green school (Sekolah Berwawasan Lingkungan) di SDN Lalareun, saya bersama para guru sangat gembira sekali. Program ini salah satunya bertujuan membentuk karakter para siswa agar peduli dan cinta pada lingkungan.

Sebagai guru yang senang menanam, tentu saja program ini memacu saya untuk ikut serta menanam di sekolah. Sebagaimana saya ketahui, sekolah ini berada di pusaran pabrik-pabrik tekstil yang setiap harinya mengeluarkan asap dari batu bara dan tentu saja menjadi polusi yang cukup serius bagi udara di Kampung Lalareun. Oleh sebab itu, program penanaman sebagai bagian dari program Sekolah Berwawasan Lingkungan ini membuat saya gembira karena sekolah ini akan ditanami dengan beragam tanaman.

Sebelum adanya program Sekolah Berwawasan Lingkungan, sekolah ini hanya memiliki sedikit pohon, bunga, dan apotik hi-dup. Namun, dengan datangnya program Sekolah Berwawasan Lingkungan, sekolah ini kini sudah memiliki tanaman yang beraneka ragam. Oleh karena itu, program Sekolah Berwawasan Lingkungan di sekolah ini sangat cocok dan harus diteruskan —meski program bantuan dari PT. Pertamina ini sudah berakhir masa pendampingannya.

Bagi saya, menanam itu sangatlah mudah, namun menjaga dan membiasakan para siswa untuk merawat tanaman itulah tantangan yang paling susah. Namun, bukan berarti saya dan para guru patah semangat. Dengan tekad dan kerja keras, kami terus-menerus tiada lelah mengingatkan para siswa untuk peduli, menjaga, dan merawat tanaman yang telah ada.

Pada saat penanaman, Pak Irman, pendamping sekolah dari Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa, memberikan beragam opsi kepada para guru. Beliau menyampaikan bahwa tugasnya hanya sebagai jembatan daripada program ini. Sebab, sesungguhnya program ini adalah milik para guru dan SDN Lalareun. Oleh sebab itu, baik dan buruknya program ini ditentukan oleh partisipasi aktif dari para guru dan seluruh warga di sekolah ini.

Adapun opsi untuk penanaman tahap kedua adalah penanaman pohon keras atau perindangan sekolah dan tanaman hias. Beragam pendapat dari para guru berdatangan untuk memberikan ide dan masukan tentang jenis pohon dan tanaman hias yang cocok di sekolah kami. Saya pun melontarkan ide agar menanam pohon perindangan sejenis pucuk merah dan pohon yang menghasilkan buah-buahan. Alasannya, pohon yang menghasilkan buah-buahan memiliki dua manfaat, yang pertama untuk perindangan sekolah, dan yang kedua dapat dipanen buahnya. Usul saya pun diterima oleh Pak Irman dan para guru.

Akhirnya, secara bersama-sama, saya dan para guru, serta Pak Irman selaku pendamping sekolah melakukan survei pohon dan bunga di Cihideung Lembang Bandung Barat. Berbagai jenis pohon kami lihat satu per satu sebelum dibeli dan di tanam di sekolah. Adapun pepohonan yang kami beli adalah pohon mangga simanalagi, mangga aromanis, kedongdong, belimbing, dan buah jambu. Sementara itu, jenis tanaman hias yang kami beli adalah pucuk merah, gelombang cinta, anturium, kadaka, linet, dan lain sebagainya.

Setelah semua tanaman sampai di sekolah, saya meminta kepada Pak Irman untuk menyediakan tanah dan pupuk kandang. Setiap hari, saya dan para guru lainnya melakukan penanaman, baik di pot ataupun di tanah. Dan Alhamdulillah, hasilnya kini sekolah kami sudah terlihat rindang dan asri. Semoga ke depannya kami bisa lebih mengembangkan apa yang sudah kami perbuat bersama bantuan dari PT. Pertamina.

[Disalin dari Buku “Sekolahku Hijau, Sekolahku Memukau”, DD Press. Penulis: Omah, S.Pd.]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares