Kelompok Siswa Pecinta Lingkungan

Dalam rangka membangun sekolah berwawasan lingkungan, saya dan para guru di SDN Lalareun mendapatkan program Sekolah Berwawasan Lingkungan (green school) dari PT. Pertamina. Program pendampingan ini dilakukan selama satu tahun di sekolah, dan menempatkan satu orang pendamping sebagai fasilitator program pendampingan green school ini.
Dalam berbagai kesempatan rapat dengan pendamping, masalah sampah, kebersihan, air, tanaman, dan karakter anak menjadi pembahasan yang sering didiskusikan oleh pendamping beserta para guru. Dalam diskusi, kadang para guru memberikan gagasan dan ide dalam pengembangan karakter siswa yang peduli akan lingkungan sekitar sekolah.
Salah satu gagasan yang dihasilkan dari diskusi itu adalah membentuk kelompok kerja siswa pecinta lingkungan. Kelompok kerja ini dimaksudkan untuk melatih karakter siswa yang mampu memimpin dan peduli akan lingkungan. Dengan dibentuknya kelompok kerja siswa, harapannya mereka akan memiliki kepedulian akan lingkungan. Sebab, mereka telah mendapat berbagai pelatihan yang membentuk kebiasaan positif para siswa. Sehingga di kemudian hari mereka menjadi pribadi yang gemar memelihara lingkungan dan alam sekitar.
Setelah dibentuk kelompok kerja siswa yang terdiri dari siswa kelas tiga sampai kelas lima, para guru dengan mudah mengarahkan mereka untuk menjaga lingkungan sekitar. Di dalam kelompok kerja, siswa memiliki struktur yang jelas. Untuk melegalkan kelompok kerja siswa ini, pihak sekolah membuat Surat Keputusan (SK) pembentukan kelompok kerja siswa ini.
Adapun koordinator dari program ini dipegang oleh para guru yang memiliki kompetensi dalam hal pengelolaan lingkungan hidup. Ada lima divisi yang merupakan awal daripada program pembentukan kelompok kerja. Divisi Pengairan, Divisi Pertamanan, Divisi Kebersihan Lingkungan Sekolah, Divisi Kantin dan Divisi Bank Sampah. Kelima divisi ini berada di bawah pengawasan seorang ketua koordinator program. Dan saya termasuk salah satu koordinator Divisi Bank Sampah.
Keberadaan kelompok kerja siswa saat ini sangat membantu program Sekolah Berwawasan Lingkungan atau sekolah ramah hijau. Setiap hari para ketua dan koordinator ini melakukan pengontrolan ke setiap sudut sekolah. Bagian pengairan memastikan air mengalir dengan baik, kemudian memastikan agar para siswa tidak boros terhadap air, dan selanjutnya memantau saluran air agar tidak tersumbat.
Sedangkan bagian saya, bank sampah yakni mengumpulkan sampah dari setiap kelas untuk dipilah. Hasil pilahan dari sampah ini kemudian dikumpulkan dan disesuaikan dengan jenis sampahnya. Jenis sampah organik akan dikumpulkan dan disatukan dengan tanah. Sebetulnya, sampah organik ini bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos. Namun karena lahannya belum tersedia, maka saat ini sampah organik hanya dikumpulkan sampai menjadi humus. Sedangkan sampah non organik dikumpulkan untuk dibuat kerajinan sebagai kreasi anak dan juga dijual ke pengepul.
Hal ini telah pula dilakukan oleh para siswa kelas VI yang mengumpulkan sampah non-organik dan menjualnya ke pengepul. Hasil dari penjualan sampah tersebut oleh para siswa dibelanjakan untuk membeli mangkuk. Mangkuk-mangkuk ini digunakan untuk mengurangi sampah bekas bungkusan jajanan para siswa di sekolah.
Itulah sekelumit pekerjaan kelompok kerja siswa yang sekarang sedang giat menjaga lingkungan dan alam sekitar sekolah agar tetap asri dan nyaman. Semoga ke depannya, kelompok kerja ini dapat mejadi embrio dari penyelamatan lingkungan sekolah di Kecamatan Ibun.
[Disalin dari Buku “Sekolahku Hijau, Sekolahku Memukau”, DD Press. Penulis: Ati Kurniawati, S.Pd.]