Representasi Kami

Oleh: Enigma (Guru SMART Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa)
Pagi ini sedikit berbeda. Untuk pertama kalinya sejak “dikarantina” di asrama, para siswa rehat sejenak dari rutinitas mengerjakan tugas sekolah. Kamis, 23 April 2020, para siswa melaksanakan kegiatan bersih-bersih asrama (general cleaning). Kegiatan ini dipandu oleh tiga wali asrama dan empat guru yang mendapatkan tugas sebagai guru piket. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyambut bulan suci (tarhib) Ramadan 1441 H yang akan dilaksanakan mulai Jumat, 24 April 2020.
Kegiatan tarhib Ramadan diawali dengan pemberian informasi kepada seluruh siswa. Seluruh siswa dikumpulkan di lapangan futsal. Kemudian siswa berbaris sesuai dengan kelasnya masing-masing. Ustadz Syamsumar menyampaikan teknis pelaksanaan bersih-bersih asrama. Ada juga Ustadzah Nika yang memberikan ide untuk melaksanakan lomba Kamar 5R dengan tujuan agar siswa semakin termotivasi untuk melaksanakan bersih-bersih menjelang Ramadan tahun ini.
Seluruh siswa pun langsung bergegas menuju kamarnya masing-masing. Siswa mengambil peralatan yang dibutuhkan untuk membersihkan kamar. Tanpa diketahui siapa pemimpinnya, para siswa dengan inisiatif berbagi tugas. Ada yang menyapu kemudian mengepel lantai. Ada pula yang dengan sigap melipat selimut dan sarung. Beberapa siswa juga memasang seprai pada kasurnya masing-masing. Lucunya, rerata seprai yang mereka gunakan adalah seprai bergambar klub sepak bola, ada yang Chelsea, Manchester United, Liverpool, dan paling banyak: Barcelona. Kenapa lucu? Karena mereka menjadi contoh suporter yang cinta damai, berdampingan tanpa saling caci.
Kegiatan yang dilaksanakan sekitar 90 menit tersebut berdampak cukup signifikan terhadap kamar para siswa. Para wali asrama dan guru piket yang kemudian menjadi juri pun kesulitan untuk memberikan penilaian. Semua kamar bisa dikatakan memiliki kriteria 5R. Kamar mereka bersih, rapi, resik, dan wangi.
Setelah kegiatan bebersih sekaligus lomba kamar 5R, para siswa mendapatkan tambahan asupan energi dari Ust. Ahmad Sucipto. Ust. Gaul (Gaya Rasul), begitu biasa beliau dipanggil, menyiapkan hidangan tambahan berupa seblak bakso jumbo dan es buah dingin yang begitu menggoda. Dalam persiapan dan penyajian kedua menu ini, Ust. Ahmad dibantu siswa secara sukarela. Ada siswa yang mengupas dan memotong buah. Ada siswa yang mengaduk bumbu. Ada pula siswa yang cuma menonton sambil menelan ludah.
Kegiatan-kegiatan tersebut sepertinya akan menjadi representasi para siswa yang harus melaksanakan instruksi presiden untuk tidak mudik ataupun pulang kampung. Selama masa sekolah di asrama nanti, selain ibadah rutin dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, para siswa akan bahu-membahu menjaga kebersihan lingkungan.
Karena tidak pulang kampung, siswa akan tetap berada dalam pengawasan guru selama 24 jam. Hal ini diharapkan bisa memaksimalkan ibadah-ibadah lain ketika bulan Ramadan. Untuk menghilangkan kebosanan, sekolah memberikan fasilitas tambahan seperti lapangan olahraga, laptop, televisi, hingga area bercocok tanam.
Selain pengawasan guru, para siswa SMART pun memiliki keuntungan lain, yaitu teman-teman senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan. Teman-teman yang akan membantu jika ada orang yang sedang ada dalam kesulitan. Teman-teman yang akan menjadi jamaah dalam salat. Teman yang akan berdoa bersama-sama selama Ramadan agar wabah Covid 19 segera menghilang karea sesunguhnya kami merindukan kampung halaman.