Belajar Lingkungan Hidup ke Benhil

Belajar Lingkungan Hidup ke Benhil

Rabu, 9 Januari 2013, PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang yang bekerja sama dengan DD Corpora dan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa memprakarsai sebuah agenda studi banding guru-guru SDN Kamojang ke salah satu sekolah dasar di Jakarta yang telah mendapatkan predikat “Sekolah Adiwiyata”. Selain guru, seluruh anggota komite sekolah Kamojang juga dilibatkan dalam acara studi banding ini. Hal ini karena program sekolah merupakan tanggung jawab seluruh stake holder sekolah, termasuk komite sekolah.

Acara studi banding yang merupakan rangkaian dari program CSR PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang yang bekerja sama dengan DD Corpora dan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa merupakan salah satu bentuk kepedulian PT Pertamina kepada dunia pendidikan. Kepedulian ini diwujudkan melalui peningkatan mutu tenaga kependidikan di SDN Kamojang. Tujuan utama dari studi banding ini adalah agar para guru di SDN Kamojang memiliki wawasan utuh tentang program Sekolah Adiwiyata atau sekolah yang berwawasan lingkungan.

Pada studi banding kali ini, Makmal Pendidikan selaku fasilitator program CSR Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang membawa para guru ke SDN Pagi Bendungan Hilir 12 Jakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan SDNP 12 Benhil. SDNP 12 Benhil memang sekolah yang mendapatkan predikat “Sekolah Adiwiyata” oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 2011 lalu.

Dalam sambutannya, Kepala Sekolah SDNP 12 Benhil menyampaikan bahwa kunci dari keberhasilan program Sekolah Adiwiyata adalah adanya komitmen tinggi dari seluruh stake holder sekolah. Kepala sekolah, guru, komite, dinas, dan warga masyarakat sekitar merupakan elemen penting dalam merencanakan dan mewujudkan program Sekolah Adiwiyata.

“Salah satu contohnya, pada tahun 2004 SDNP 12 Benhil masih merupakan sekolah yang sangat miskin dan kumuh. Sarana dan prasarana sangat kurang sehingga tidak bisa mendukung proses pembelajaran secara maksimal. Namun, berkat komitmen dan kerja sama dari semua stakeholder sekolah, dalam kurun waktu lima sampai tujuh tahun kami sudah bisa mendapatkan prestasi, baik di tingkat kecamatan maupun di tingkat nasional,” papar Kepala Sekolah masih dalam sambutannya.

Setelah acara tersebut, salah satu guru yang menjadi penanggung jawab program Sekolah Adiwiyata di SDNP 12 Benhil, yakni Bu Tri Murtati, menjelaskan secara gamblang tentang keberhasilan sekolah ini sampai bisa meraih penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata. Beliau menuturkan bahwa langkah awalnya adalah dengan merumuskan kembali visi dan misi sekolah, membangun komunikasi dengan komite dalam merealisasikan program, mengadakan kerja sama dengan semua elemen dan tokoh masyarakat yang ada di lingkungan sekolah, termasuk lembaga swadaya masyarakat yang intens dalam bidang lingkungan hidup, serta mengajak perusahaan untuk ikut serta dalam membangun pendidikan di sekolah.

Pada 2005, usaha itu akhirnya membuahkan hasil. Atas kerja sama yang baik dan komitmen dari semua elemen, akhirnya datang juga perusahaan yang mau bekerja sama membangun SDNP 12 Benhil. Kemudian muncul lagi bantuan dari perusahaan yang lain. Pemerintah provinsi pun tak mau ketinggalan, mereka melalui Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) memberikan alat penyulingan air yang harganya cukup mahal kepada SDNP 12 Benhil.

Masih menurut ibu guru kelas 6 ini, program Sekolah Adiwiyata yang dilakukan dengan komitmen tinggi oleh sekolah akan mendatangkan berkah tersendiri bagi sekolahyang bersangkutan. Keberhasilan mereka dalam membangun SDNP 12 Benhil berwawasan lingkungan mengakibatkan banyaknya bantuan dari berbagai pihak, baik ide maupun materiil. Bahkan, hampir seluruh sekolah yang ingin menggagas program Sekolah Wiyata pernah berkunjung untuk mengadakan studi banding ke SDNP 12 Benhil ini.

Setelah sambutan dan pemaparan dari sekolah SDNP 12 Benhil, diadakanlah sesi tanya-jawab. Pada sesi ini, beberapa guru menanyakan kendala dan trik dalam menjalankan program tersebut. Selain menjawab pertanyaan yang diajukan, pihak SDNP 12 Benhil juga memberikan kiat dalam membangun komitmen agar setiap elemen stakeholder sekolah mempunyai tanggung jawab yang merata dalam mewujudkan Sekolah Adiwiyata. Selesai pemberian kiat tentang komitmen, dilanjutkan dengan penyampaian materi metodologi sekolah dalam membangun keberanian anak berbicara di depan umum.

Selesai acara tanya-jawab, para guru SDN Kamojang diajak untuk mengamati dan berkeliling serta bertanya kepada salah satu mentor yang ditunjuk sekolah tersebut. “Alhamdulillah, saat ini kami sudah mendapatkan gambaran utuh tentang sekolah yang berwawasan lingkungan,” tutur salah satu guru SDN Kamojang saat akhir acara.

Tidak lupa, para guru dan komite sekolah SDN Kamojang mengucapkan terima kasih kepada PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang, DD Corpora, dan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa yang telah membantu mereka untuk dapat berbenah menjadi insan yang lebih baik lagi dalam mendidik siswa di sekolah, terutama untuk menghijaukan lingkungan dan “menghijaukan” anak-anak.

[Disalin dari Buku “Hijau Hebring di Kamojang”, DD Press. Penulis: Irman Parihadin]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

shares