Bertani di Sekolah

Bertani adalah pekerjaan saya setelah selesai mengajar para siswa di SDN Kamojang. Namun, ketika ada program Green School dari PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang yang bekerja sama dengan DD Corpora dan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa, hati saya terpanggil untuk menjadikan SDN Kamojang penuh dengan tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk sumber pembelajaran siswa. Setiap hari, di sela-sela peng ajaran, saya selalu mengajarkan kepada para siswa untuk selalu menjaga dan melindungi alam dengan cara menanam tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk kehi dupan seharihari.
Indonesia yang merupakan daerah tropis menjadikan mata pencaharian sebagian besar rakyatnya sebagai petani. Tanah yang subur adalah surga bagi pertanian di Indonesia. Sayangnya, meski kita hidup di negara agraris, masih saja kita dapati kenyataan bahwa negeri ini kekurangan beras, gula, bawang merah dan putih, dan sebagainya sehingga dengan dalih menjaga kestabilan pangan pemerintah ramai-ramai melakukan impor berbagai kebutuhan tadi. Lantas, apa gunanya negara kita disebut negara agraris kalau hanya untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya saja masih harus mengimpor dari luar negeri?
Hal itulah yang membuat saya merasa terpanggil. Sebagai pendidik dan pejuang peradaban, saya harus bisa mengubah sikap para siswa agar di masa depan mereka lebih bisa memanfaatkan tanah pemberian Tuhan ini untuk dikelola secara baik dan profesional, terutama dalam bidang pertanian. Harapannya, di masa mendatang ketika telah
menjadi pemimpin, mereka tidak secara gegabah melakukan impor bahan pangan dari negara lain. Sekolah yang merupakan tempat membangun peradaban harus bisa menjadi wadah didapatkannya berbagai pengalaman, termasuk mengenai budaya bangsa kita dalam bertani. Sangat jarang sekolah yang mengarahkan siswanya ke arah pertanian secara intens, padahal kita kaya akan tanah yang subur.
Dengan program CSR dari PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang yang bekerja sama dengan DD Corpora dan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa ini, saya berharap para siswa mampu menjaga alam dan lingkungannya dengan menanam dan merawat tanaman yang telah mereka tanam. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain,” begitulah Nabi Muhammad Saw mengajari umatnya.
[Disalin dari Buku “Hijau Hebring di Kamojang”, DD Press. Penulis: Iri Suhada]