Belajar Mencintai Air

Air adalah sumber utama kehidupan umat manusia di muka Bumi ini. Dengan air, manusia bisa beraktivitas dengan baik. Dengan air, tanaman akan tumbuh dengan rindang dan lebat serta berbuah lezat. Jasad kita juga lebih banyak mengandung air dibandingkan unsur lainnya sehingga air merupakan kebutuhan pokok umat manusia. Namun, air pula yang membuat nestapa manusia. Tengok saja kala musim penghujan tiba, Ibu Kota Negara kita Jakarta mengalami lumpuh total akibat air yang masuk ke Jakarta. Tetangga Jakarta, Bandung, juga mengalami hal serupa sehingga aktivitas manusia pun terganggu karenanya.
Jelas bagi kita bahwa air memiliki dua sisi yang sangat berbeda. Di satu sisi, air membawa berkah bagi manusia. Di sisi lain, ada ancaman luar biasa yang ditimbulkan dari air. Nah, kita sebagai manusia yang hidup membutuhkan air, sudah seharusnya mengelola air dengan sebaik-baiknya. Tanpa adanya pengelolaan yang baik, air akan menjadi masalah terbesar bagi umat manusia.
Saat musim hujan, kita memiliki air yang melimpah ruah. Namun, ketika musim kemarau datang, sangat sulit bagi kita untuk mencari sumber air bersih. Kita bisa melihat di beberapa daerah yang harus berjalan berkilo-kilo meter hanya untuk mendapatkan air bersih ketika musim penghujan mereda. Apa pasal? Ya, ini adalah salah satu akibat dari ulah manusia sendiri. Padahal, sejak zaman dahulu manusia —yang ditunjuk Allah Swt sebagai khalifah di muka Bumi— sudah diingatkan oleh Sang Pemilik kehidupan ini untuk selalu menjaga dan merawat alam ini dengan sebaik-baiknya.
Tidak ada kata terlambat, kita masih bisa membenahi perilaku kita yang tidak baik di masa silam. Kita masih bisa merawat dan menjaga alam ini dari kerusakan yang tidak pernah ingin kita alami dan rasakan. Salah satunya adalah dengan memberikan kesadaran kepada generasi muda akan pentingnya merawat alam sebagai sumber utama penyedia air di Bumi ini. Hanya pada generasi mudalah bangsa dan Bumi ini akan dibebankan. Baik buruknya generasi muda saat ini tergantung kepada pendidikan yang diberikan oleh kita sebagai pihak yang berkewajiban mendidik dan mengarahkan mereka.
Pendidikan lingkungan hidup, terutama yang berkaitan dengan air, harus segera diberikan kepada para generasi bangsa sebagaimana yang dirintis oleh PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang bekerja sama dengan DD Corpora dan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa. Kerja sama yang diupayakan ini semoga dapat memberikan edukasi kepada generasi mendatang, yakni siswa SDN Kamojang mengenai pentingnya menjaga alam, termasuk air.
Dengan dukungan dari PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang bekerja sama dengan DD Corpora dan Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa mengalirlah air kehidupan untuk sekolah SDN Kamojang. Dengan konsep ramah lingkungan, penyediaan air untuk SDN Kamojang diambil dari mata air pegunungan Kamojang dengan menghabiskan pipa sepanjang satu kilometer lebih. Kenapa mengambil dari mata air dan bukan dengan mengebor yang biayanya jauh lebih murah? Alasannya adalah ramah lingkungan dan tidak menggunakan listrik serta 24 jam air bisa terus mengalir ke sekolah.
Ini salah satu cara yang diberikan kepada peserta didik di SDN Kamojang untuk memotivasi mereka dalam belajar memahami alam. Dengan cara inilah anak-anak akan lebih mengetahui dan memahami pentingnya menggunakan air secara cerdas di kemudian hari. Ini juga merupakan salah satu stimulus yang ditujukan untuk membangkitkan pendidikan yang berwawasan lingkungan di negeri ini. Kalau bukan kepada generasi muda, kepada siapa lagi bangsa ini akan dibebankan?
[Disalin dari Buku “Hijau Hebring di Kamojang”, DD Press. Penulis: Irman Parihadin]